Seiya Sekata Soal Uang

By nova.id, Selasa, 21 Juni 2011 | 22:54 WIB
Seiya Sekata Soal Uang (nova.id)

Seiya Sekata Soal Uang (nova.id)

"Foto: Eng Naftali "

Masih percaya kalau istilah "Uangmu, uangku. Uangku, uangmu" akan dapat menyelesaikan masalah uang di dalam rumah tangga? Di masa modern, rasanya prinsip tadi sudah ketinggalan zaman. Tapi, sebagai istri yang berhak dinafkahi, Anda juga jangan mau menanggung semua beban pengeluaran. Ya, membagi tanggung jawab sehingga semua pihak tidak ada yang dirugikan berpangkal dari masalah pengaturan keuangan. Sebelum rumah tangga retak perlahan, coba terapkan 11 kesepakatan ini:

Jangan Ada Rahasia

Uang merupakan pemicu masalah yang paling sering muncul dalam perkawinan. Tetapi, bukan berarti hal ini tabu untuk Anda dan pasangan bicarakan. Jangan sekalipun merasa takut atau tidak enak mendiskusikan latar belakang dan masalah finansial kepada pasangan. Misalnya, utang kartu kredit, besar gaji, harta pribadi lain yang Anda miliki, kebutuhan keluarga besar yang dibebankan kepada Anda (uang sekolah adik atau pengobatan orangtua), serta sikap dan kebiasan buruk Anda saat berbelanja.

Satukan Prinsip

Suami istri merupakan dua orang berbeda yang memiliki kebiasaan dan pemahaman yang beda pula dalam hal ini. Oleh karena itu, sangat penting bagi keduanya untuk saling menyamakan pandangan (prinsip) mengenai finansial. Misalnya, Anda tipe orang yang sangat menjaga keamanan finansial, yakni sudah menyiapkan kebutuhan untuk tiga bulan ke depan sejak saat ini, sedangkan pasangan termasuk tipe 'lihat, suka, dan beli'.

Yang harus dilakukan adalah membuat kesepakatan mengenai apa yang bisa dan tidak bisa dipenuhi setelah menikah (dalam hal finansial). Jika perlu, tuliskan dengan terperinci. Misalnya, target dan bagaimana mencapainya. Sebut saja, jalan-jalan ke luar negeri dalam waktu lima tahun lagi, mempunyai rumah sendiri sebelum usia 35 tahun, dan lain-lain.

Pembagian Beban

Biasanya ini dilakukan jika keduanya bekerja. Pertama, segera bagi tugas siapa yang akan membiayai keperluan harian hingga bulanan. Kedua, siapa yang membayar keperluan lain seperti cicilan rumah dan mobil, pendidikan anak, kesehatan, liburan, deposito serta keluarga besar (jangan lupa, agar masing-masing menyisakan sedikit penghasilan untuk kebutuhan pribadi).

Besar kecilnya presentase pembagian keuangan tidak harus selalu sama (suami 50-istri 50), bisa juga 70-30, 100-0, atau sebagainya. Patuhi kesepakatan di atas dengan penuh komitmen. Jangan sampai di kemudian hari ada salah satu dari pasangan yang mengatakan, "Uangku, uangku. Uangmu, uangmu", karena jika sudah menikah yang ada hanyalah "Uang kita". Jika memang gaji suami lebih kecil dari istri, suami tidak perlu minder dan istri tak perlu sombong.

Buat Anggaran

Buat dan rinci anggaran rumah tangga satu per satu dari yang sangat penting hingga yang tak terlalu penting. Jangan lupa juga untuk mencantumkan beban hutang yang dimiliki sebelum menikah.