Mengambil Hati Keluarga Pasangan

By nova.id, Rabu, 25 Mei 2011 | 18:36 WIB
Mengambil Hati Keluarga Pasangan (nova.id)

Rawat Hubungan

Setelah sukses dengan pertemuan pertama, jangan berpuas diri dulu. Anda masih punya tugas untuk merawat hubungan yang sudah terjalin baik tersebut. Ingat, Anda masih berstatus 'calon menantu' dan belum 'menantu'. Jadi, masih ada kemungkinan calon mertua berubah pikiran, yang bisa-bisa memengaruhi hubungan Anda dengan pasangan juga.

Cara mudah untuk merawat hubungan itu adalah dengan tidak membuat kesalahan fatal. Misalnya, tidak menunjukkan perilaku yang negatif, tetap bersikap sopan, sebisa mungkin beri perhatian pada semua anggota keluarga, termasuk calon mertua, calon kakak dan adik ipar, dan lain-lainnya.

Tunjukkan juga, khususnya kepada calon mertua, bahwa Anda adalah orang yang tepat bagi anaknya. Misalnya dengan menunjukkan tanggung jawab Anda terhadap pasangan, tanggung jawab terhadap karier Anda, terhadap keluarga Anda sendiri, dan terhadap lingkungan Anda. Salah satu contoh tindakan tidak bertanggungjawab terhadap pasangan misalnya adalah tidak menepati janji, bertengkar tanpa sebab, dan sebagainya.

Rasanya, jika hal-hal sederhana ini bisa Anda lakukan, tak ada lagi halangan dari keluarga pasangan bagi Anda berdua. Tentu, akan lebih ideal seandainya hal ini terus Anda lakukan dan pertahankan sampai Anda menikahi pasangan Anda kelak.

Bawa Bingkisan

Selain dengan calon mertua, anggota keluarga inti yang lain juga harus mendapat perhatian tersendiri. Kakak dan adik pasangan, misalnya. Sebaiknya, Anda tahu segala hal tentang mereka, mulai tanggal lahir, hobi, dan tentu saja, sikapnya terhadap Anda. Banyak kasus kita temui dimana calon kakak ipar atau calon adik ipar membenci atau tidak begitu respek terhadap calon kakak atau adik iparnya, bukan? Nah, bagaimana Anda harus menghadapi situasi seperti itu, atau apa yang harus Anda lakukan untuk membuat calon kakak atau adik ipar Anda berbaik-baik pada Anda?

Jalan terbaik adalah mengalah, dalam arti jangan membuka konfrontasi. Cari lebih dulu alasan dari ketidaksukaan mereka terhadap Anda. Kalau ternyata itu semata-mata hanya kebiasaan dan ternyata sikap itu berlaku untuk semua orang baru yang dikenal kakak atau adik ipar, Anda tak perlu khawatir. Seiring berjalannya waktu, sikap ini sedikit demi sedikit pasti akan luntur. Namun, kalau alasannya lebih bersikap pribadi, ada baiknya Anda mencari waktu yang tepat dan bersikap menunggu. Jika perlu minta bantuan calon mertua untuk 'mendamaikan' Anda berdua.

Tak ada salahnya sesekali Anda membawa bingkisan untuk mereka. Tentu, Anda harus tanya lebih dulu ke pasangan, apa kira-kira hadiah atau bingkisan yang tepat buat mereka. Ini tak lain agar Anda tak salah memberikan bingkisan. Bayangkan, apa yang ada di pikiran Anda pada saat menerima bingkisan benda yang sangat Anda benci? Jadi, lagi-lagi, informasi sangat penting. Tak perlu bingkisan mahal dan mewah, yang penting, bingkisan itu sifatnya pribadi, artinya sangat dekat dengan pribadi si penerima. Jika calon kakak suka cokelat, bingkisan sekotak cokelat kesukaan calon kakak ipar lebih dari cukup, kok.

Hasto Prianggoro/berbagai sumber