Mengenal Lebih Jauh Refleks Pada Bayi

By nova.id, Kamis, 16 Juni 2011 | 23:39 WIB
Mengenal Lebih Jauh Refleks Pada Bayi (nova.id)

Sedangkan refleks-refleks yang berubah jadi terkendali adalah refleks rooting dan sucking. "Biasanya dimulai dari usia 3 bulan. Fungsinya pun jadi berkembang, yaitu kemampuan untuk makan dan minum." Demikian pula dengan refleks grasping, coughing, blinking, yawning juga tak hilang. Namun untuk refleks stepping masih menjadi perdebatan, apakah berkembang jadi kemampuan berjalan ataukah tidak.

Jika refleks-refleks yang pada saatnya harus hilang ternyata tak hilang, berarti ada sesuatu yang salah pada si kecil. "Untuk itu perlu diteliti lebih lanjut, apakah salahnya karena perkembangannya terlambat atau ada kerusakan otak." Hal ini sebaiknya dikonsultasikan ke ahlinya, yaitu dokter anak.

Soalnya, jelas Retno, refleks mengindikasikan adanya perkembangan otak. "Sama halnya dengan refleks yang tadinya tak terkontrol lalu jadi terkontrol, itu, kan, mengindikasikan otaknya juga berkembang." Padahal, perkembangan otak sangat erat kaitannya dengan kecerdasan si bayi kelak. "Jadi, adanya gangguan perkembangan otak, pertanda kecerdasannya kelak juga akan terganggu. Bukan itu saja, perkembangan-perkembangan lainnya juga terganggu."

RANGSANG AGAR CERDAS

Itu sebab, jelas Retno pula, bayi yang mempunyai refleks cepat terhadap suatu rangsang tertentu, lebih baik perkembangan otaknya dibanding yang refleksnya lambat. Misal, bayi yang lambat dalam refleks menggengam, biasanya motorik halusnya juga tak baik. "Hal ini tentunya akan berpengaruh pada kemampuan menulisnya kelak, yaitu jadi tak sebaik anak lain."

Selain itu, bila dilihat dari perkembangan sosialnya, refleks merupakan kemampuan sosial awal pada bayi. Misal, si ibu pegang pipi si bayi, muncul refleks si bayi seperti menoleh dan mengisap. Respon selanjutnya dari si bayi bisa tersenyum atau tertawa pada si ibu. Jadi, ada kesenangan-kesenangan pada si bayi. Ini, menurut Retno, merupakan tahap awal dari bermain atau early infant play.

Maka dari itu, saran Retno, orang tua seyogyanya sering merangsang bayi, hingga refleks-refleksnya mudah dikenali. "Bukan tak ada manfaatnya, lo, memberikan rangsangan pada reflek-refleks bayi. Justru bisa semakin menumbuhkan keingintahuannya dan keinginannya untuk berkomunikasi dan bersosialisasi. Tentunya ini berkaitan dengan kecerdasan dan juga kemampuan sosialnya, yang akan menjadi lebih baik."

Jadi? Rangsanglah refleks-refleks si kecil bila ingin ia kelak jadi anak cerdas.

 Bayi Prematur Lambat Refleksnya

Berdasarkan penelitian, bayi-bayi yang dilahirkan prematur ataupun yang berasal dari keluarga kelas sosial rendah, umumnya mempunyai refleks yang lambat. "Bisa jadi, ini ada kaitannya dengan nutrisi yang diterima si bayi," ujar Retno.

Refleks Mengisap Dan Asi

Menurut Ketua Lembaga peningkatan Penggunaan ASI RS Saint Carolus Jakarta, dr. Utami Roesli SpA., MBA, ASI dihasilkan oleh kerja gabungan hormon dan refleks. Selama kehamilan terjadi perubahan hormon yang menyiapkan jaringan kelenjar (alveoli) untuk membuat ASI. Setelah persalinan, bahkan kadang di usia kehamilan 6 bulan, terjadi perubahan hormon yang menyebabkan payudara mulai memproduksi ASI.

Bila bayi mulai mengisap, terjadi dua refleks yang menyebabkan ASI keluar pada saat dan jumlah yang tepat. Refleks tersebut yaitu refleks produksi dan refleks pengeluaran ASI. Jadi, bila bayi sering mengisap ASI, otomatis produksi ASI akan lebih banyak. Sebaliknya, bila bayi berhenti mengisap sama sekali atau tak pernah memulainya, payudara akan berhenti membuat ASI. Itu sebab, bila ibu ingin menambah pasokan ASI, cara terbaik adalah merangsang bayinya agar mengisap lebih lama dan lebih sering.

 Dedeh Kurniasih/nakita