5 Cara Agar Anak Tak Gampang Menyerah

By nova.id, Rabu, 5 Januari 2011 | 17:03 WIB
5 Cara Agar Anak Tak Gampang Menyerah (nova.id)

5. Mencoba hal baru

Berikan stimulasi atau rangsangan untuk mencoba hal-hal baru. Dengan makin banyak dan sering mempelajari hal baru, bakal tumbuh keyakinan dalam dirinya bahwa dia bisa melakukan banyak hal. Dia percaya bahwa dengan berusaha maka semua hal bisa dicapai. Nah, sebaliknya, bila orangtua justru banyak melarang anak untuk bereksplorasi, dia jadi enggan mengerjakan sesuatu yang baru. Dia selalu takut mengerjakan ini-itu, karena ujung-ujungnya malah dimarahi. Bukan tidak mungkin si anak jadi gampang menyerah hanya karena ia takut dimarahi orangtua. Pikirnya, daripada dimarahi lebih baik menyerah sebelum "bertanding". Jadi, bebaskan anak untuk bereksperimen atau mencoba hal baru sebatas itu positif efeknya bagi perkembangan si kecil. Satu hal yang penting, ketika memberikan stimulasi, ciptakan suasana yang menyenangkan.

BOLEH DIBANTU

Ada dua hal lain yang perlu diperhatikan juga, yaitu:

* Kemampuan fisik

Perhatikan apakah yang diupayakan anak memang sudah sesuai dengan kemampuan fisiknya atau belum. Misalnya, ketika hendak mengambil sesuatu di tempat yang tinggi, bila anak tak bisa menjangkau, boleh dibantu. Jadi, dalam hal ini orangtua bisa menimbang-nimbang mana yang sebenarnya bisa dikerjakan anak dan mana yang perlu dibantu.

* Keterampilan

Kenapa anak mudah menyerah padahal sebetulnya dia bisa melakukannya? Muara persoalannya karena dia belum tahu bagaimana cara melakukannya dengan benar. Misalnya, anak ingin membuka botol minuman, tapi karena belum tahu bagaimana caranya memutarkan tutup itu, dia pun menyerah. Maka ajarkan bagaimana cara melakukannya dengan baik dan benar.

BUKAN KEMUDAHAN

Pola asuh orangtua berkaitan dengan "daya juang" si kecil, apakah mudah menyerah atau sebaliknya. Misalnya, orangtua yang terlalu memanjakan anak, kemungkinan besar anaknya tumbuh menjadi pribadi yang gampang menyerah dan selalu bergantung pada orangtua. Pasalnya, dia akan selalu mengandalkan orangtua daripada berusaha sendiri. Anak tak punya inisiatif untuk melakukan sesuatu sendiri. Jadi, sebaiknya tidak membiasakan memberikan kemudahan atau bantuan pada anak, entah itu dengan alasan "kasihan" atau "karena masih kecil". Biarkan dia belajar mengasah kemampuannya agar mandiri di kemudian hari.

PERHATIKAN DAMPAK BURUK

Bila tak segera diantisipasi, sikap gampang menyerah bisa menyeret anak menjadi pribadi yang rewel, manja, selalu ingin dilayani serta rentan pada tekanan. Itu efek buruk dalam jangka pendek. Nah, untuk jangka panjang, sikap seperti ini bisa berdampak luas. Kelak, seiring pertambahan usia, akan makin banyak tantangan dan rintangan yang dihadapi. Bila sejak kecil sudah mudah menyerah, maka dikhawatirkan anak bakal mengalami banyak kesulitan. Tak sedikit kegagalan yang dialaminya. Pun si anak ini akan tumbuh menjadi pribadi yang selalu ragu mengambil keputusan, kurang bertanggung jawab, selalu menyalahkan orang lain, dan sebagainya.

Jadi, sebelum terlambat, mengingat dampaknya sampai ia dewasa, maka lakukan berbagai antisipasi yang dianggap perlu. Jangan berpikiran bahwa seiring pertambahan usia, anak akan berubah sendiri menjadi pribadi yang memiliki daya juang tinggi. Awali sekarang juga dari diri kita sebagai orangtuanya. Bukankah begitu?

Hilman