Remaja 19 Tahun Tikam Leher Temannya Lalu Melaporkan Diri dan Meminta Dijemput Polisi!

By nova.id, Rabu, 14 Januari 2015 | 10:05 WIB
Remaja 19 Tahun Tikam Leher Temannya Lalu Melaporkan Diri dan Meminta Dijemput Polisi (nova.id)

Remaja 19 Tahun Tikam Leher Temannya Lalu Melaporkan Diri dan Meminta Dijemput Polisi (nova.id)

"Breck Bednar yang dibunuh dengan cara ditikam lehernya oleh Lewis Daynes. (FOTO: DAILYMAIL.CO.UK)_ "

Dalam sidang, Jaksa Richard juga mengatakan, "Setelah Breck menderita dan mengalami luka fatal, Lewis menyebarkan gambar tubuh Breck setidaknya kepada dua orang dan membuat kontak dengan anggota komunitas online-nya untuk memberitahu mereka bahwa Breck sudah mati."

Setelah Breck tewas, "Lewis mandi dan mengganti pakaiannya sebelum memanggil polisi." Kedua remaja itu, lanjut Jaksa Richard, telah berbicara selama berbulan-bulan melalui sebuah layanan game online sebelum akhirnya bertemu untuk pertama kalinya.

Saat diperiksa polisi lebih lanjut, Lewis mengklaim terpaksa membunuh Breck untuk membela diri. "Lewis membeli lakban secara online melalui Amazon.com bersama benda-benda lainnya yang menunjukkan motif seksual," imbuh Jaksa Richard.

Di tahun 2011 silam sebenarnya Lewis sempat dituduh memperkosa remaja pria lain namun tak pernah sampai ke pengadilan, karena kurangnya bukti. Polisi akhirnya menutup kasus tersebut sebab si korban menolak memberikan bukti.

Sementara itu, ibunda Breck, Lorin LeFave, yang mengikuti jalannya sidang dengan berlinang air mata mengatakan, sempat mengkhawatirkan perubahan perilaku putranya sebelum tewas. Namun ia tak pernah tahu perubahan perilaku Breck telah dikendalikan oleh Lewis.

Dalam rekaman percakapan online antara Lewis dan Breck yang dilakukan secara intens selama dua bulan sebelum Breck tewas, diketahui Lewis telah menjajikan sebuah pekerjaan fiktif di bidang teknologi kepada Breck dengan iming-iming gaji sebesar 85 juta poundsterling.

Lewis juga mengintruksikan Breck untuk berbohong kepada orangtuanya saat akan datang ke rumahnya. "Jika ayahmu bertanya akan ke mana di hari Minggu, bilang saja akan berkunjung ke seorang teman lama yang umurnya sebaya dan baru pulang dari Kairo," ujar Lewis kepada Breck, seperti ditirukan Jaksa Richard.

Pada kenyataannya, Lewis hanyalah seorang remaja broken home yang hidup dengan jumlah warisan kecil dari orangtuanya dan biaya sewa flatnya disokong oleh kakek dan neneknya. Sementara Breck merupakan anak dari ayah yang bekerja sebagai taipan minyak dan tinggal di rumah seharga 600 ribu pounsterling di kawasan Caterham, Surrey.

Pasca sidang putusan dan hakim menghukum Lewis dengan penjara seumur hidup, detektif polisi Essex yang menangani kasus ini, Inspektur Anne Cameron, menggambarkan Lewis sebagai penjahat yang sangat berbahaya dan manipulatif.

"Dia menggunakan keahlian komputernya secara substansial dan pengetahuannya tentang dunia media sosial untuk mengontrol semua orang yang masuk ke dalam hidupnya melalui dunia maya. Dia juga mampu memaksa dan mengendalikan remaja lain untuk masuk perangkapnya dan jadi korban eksploitasi seksualnya."

Anne menambahkan, "Tragisnya, Lewis telah melangkah terlalu jauh hingga berakhir dengan tewasnya Breck, anak remaja 14 tahun yang tak bersalah yang telah menaruh kepercayaan kepada pria yang dianggapnya teman. Sementara Lewis menyalahgunakan kepercayaan Breck dengan cara yang sangat mengerikan." 

Intan Y. Septiani/Tabloidnova.com

SUMBER: DAILY MAIL