Waspada Bekas Luka

By nova.id, Jumat, 12 Oktober 2012 | 22:36 WIB
Waspada Bekas Luka (nova.id)

Penyembuhan luka membutuhkan waktu yang kompleks dan disesuaikan dengan umur luka karena setiap fase membutuhkan penanganan yang berbeda. Ini termasuk luka yang terlihat sudah sembuh secara kasat mata padahal masih membutuhkan waktu untuk benar-benar matang.

"Tidak semua yang kita lihat dengan mata telanjang sama dengan apa yang kita lihat ketika menggunakan mikroskop. Jika untuk konteks awam terlihat sudah sembuh, di mata medis sebenarnya luka membutuhkan waktu sembuh yang lama," ujar Massimo.

Sebagai contoh, luka tersayat di mana tepi-tepi kulitnya terbuka membutuhkan waktu untuk sembuh hingga area luka kembali ditutupi kulit ari. Jadi, selama area yang terkena luka masih merah, gatal, dan ada rasa nyeri ketika tersentuh, berarti luka tersebut masih dalam proses pematangan.

"Luka 'telanjang' atau luka yang menyebabkan areanya kehilangan permukaan epidermis atau kulit ari, rata-rata membutuhkan waktu dua minggu untuk mendapatkan 'baju' kembali," tambah Teddy. Sementara untuk sembuh dan benar-benar matang dibutuhkan waktu tiga bulan, bahkan bisa sampai dua tahun. "Ciri luka sudah matang adalah jika permukaannya halus, tidak gatal, tidak nyeri, dan permukaannya berwarna pucat," tambah Teddy.

Nah, proses hingga luka benar-benar sembuh akan melewati tiga fase. Pertama, peradangan luka yang membutuhkan waktu kira-kira lima hari. Kedua, perkembangbiakan jaringan parut (proliferation) dan penutupan "baju" epidermis selama kira-kira tiga pekan. Dalam proses ini, luka menjadi kemerahan.

Ketiga, proses pematangan yang terjadi ketika area telah tertutup. Di mana luka berangsur halus, tidak gatal, tidak nyeri, dan tidak berwarna. Fase ini bisa memakan waktu hingga satu tahun sampai luka benar-benar sembuh.

Penebalan Luka

Pada dasarnya kita tidak bisa mengetahui apa yang akan terjadi pada luka yang sedang dialami. Sebagai contoh, bekas jahitan pada operasi caesar apabila didiamkan dapat menebal ketika masuk pada bulan keenam.

"Idealnya pada bulan ketiga mulai bertemu dokter bedah karena pada bulan ketiga mulai dapat dibaca akan seperti apa luka itu selanjutnya dan terlihat treatment apa yang harus dilakukan. Jika tidak, bekas jahitan itu akan menebal," pungkas Teddy.

Teddy melanjutkan, bekas luka bisa saja hilang tanpa treatment apa pun. "Ia bisa langsung rata dan tidak berwarna permukaannya, bisa juga tiba-tiba seminggu kemudian mulai terlihat kemerahan dan ada penebalan," tambahnya.

Artinya, luka berupa parut memang bisa kembali normal dan matang tanpa intervensi. Tapi, di sisi lain, luka parut dapat berbuntut parah seperti hypertrophy atau keloid. "Jika ada bekas luka sedikit tapi halus, itu normal. Hypertrophy adalah luka yang menebal dan pucat namun luas areanya sama dengan lokasi asli luka. Sementara keloid itu penebalan yang menyebar, lebih besar dari area luka," papar Teddy.

Penebalan seperti hypertrophy atau keloid, dapat diobati dengan dua teknik, yaitu intervensi dan konvensional. "Intervensi itu bisa melalui pembedahan, injeksi kortikosteroid, atau laser. Sementara cara yang konvensional itu menggunakan silicon berbentuk gel yang dioles ketika luka belum matang," ujar Teddy.

 Annelis Brilian