Dalam studi tersebut mendiagnosa, para penderita pra diabetes yang meminum kapsul kurkumin selama 9 bulan tidak berkembang menjadi diabetes tipe 2. Sebaliknya 16,4 % mereka yang menerima pil plasebo (obat kosong sebagai pembanding, Red.) justru mulai berkembang menjadi diabetes tipe 2 selama studi.
Sedangkan, pra diabetes yang mengacu pada kadar gula di atas rata-rata normal namun belum dapat dikategorikan sebagai diabetes. Kondisi ini membuat seseorang berisiko besar mengidap diabetes tipe 2. Diabetes tipe 2 sendiri adalah diabetes paling umum yang kerap dikaitkan dengan obesitas.
Selain menurunkan risiko diabetes, intake kurkumin selama sembilan bulan membuat seseorang kehilangan berat badan dan lingkar pinggang berkurang bertahap. Ini tidak terjadi pada kelompok yang menerima pil plasebo.
Belum dapat diketahui pasti mengapa zat tersebut mengurangi risiko diabetes. Para peneliti berspekulasi, penurunan berat badan yang mengurangi resistensi insulin sehingga insulin bekerja lebih efektir menurunkan gula darah.
Selain itu, kurkumin yang juga memiliki efek anti-inflamasi memainkan peran dalam banyak penyakit termasuk diabetes.
"Kendati demikian, fokus utama penderita pradiabetes lebih pada diet dan olahraga sebagai langkah pertama," kata peneliti Somlak Chuengsamarn, MD, seorang endokrinolog di Srinakharinwirot University di Thailand. Menurutnya ini lebih memiliki dampak yang pasti kepada penderita pra diabetes.
Pada sebuah studi, peneliti melakukan edukasi terhadap 240 partisipan tentang gaya hidup sehat, diet tepat dan olah raga selama 3 bulan sebelum riset. Mereka sama sekali tidak minum obat kimia untuk diabetes, hanya meminum 6 kapsul suplemen (berisi 250 mg kurkuminoid) sehari. Peneliti melaporkan tidak ada efek samping serius dari penggunaan kurkumin.
Vivian Fonseca, MD, presiden dari Keilmuan dan Kedokteran, American Diabetes Association mengatakan temuan ini "menarik dan provokatif, tapi hanya pengawalan saja". Menurutnya, cara yang tepat mengurangi risiko diabetes tipe 2, antara lain:
o Mengurangi sekitar 5% dari berat tubuh,
o Berjalan selama 30 menit sehari, lima hari seminggu,
o Makan makanan rendah kalori yang sehat