Ini salah satu kunci agar perkawinan harmonis. Bahkan, sentuhan atau pijatan lembut pada pasangan juga bisa membangkitkan gairahnya, lo!
Jika pasangan lagi suntuk, coba, deh, beri sentuhan atau pijatan lembut, entah di pundak, lengan, pipi, atau kepalanya. Niscaya, segala bentuk ketaknyamanan yang ia rasakan seolah menguap begitu saja. Tak percaya? Silakan buktikan!
Soalnya, Bu-Pak, manusia pada dasarnya senang dielus. Bukankah sejak awal kehidupan, kita sudah dilimpahi elusan kasih sayang dari orang tua, terutama ibu? Nah, kenangan indah ini, kata Dr. Ferryal Loetan, ASC&T, DSRM, MKes. (MMR), akan tersimpan abadi dalam memori kita dan terus terbawa sampai ajal menjemput. Bahkan, mereka yang jarang menerima belaian dan kasih sayang akibat ganasnya hidup, dalam memorinya pun ada rekaman bagaimana rasanya disayang. "Memori inilah yang kembali dimunculkan lewat sentuhan, pijatan, dan kelembutan sikap pasangan. Lambat laun dia pasti mampu mengubah kekerasan sikap dan kekasaran jiwanya," jelas konsultan seks ini.
Jadi, kebutuhan untuk disayang dan dimanja tetap ada dalam diri kita sampai usia berapa pun. Hingga, salah besar bila kita sampai melupakan kebutuhan pasangan dalam hal ini. Apalagi, sebagai bentuk komunikasi tanpa kata, sentuhan dapat jauh lebih bermakna ketimbang kata-kata. Lewat sentuhan, kita dapat merasakan kenyamanan, kehangatan dan ketenteraman jiwa. Hingga, selain memberi efek secara fisik berupa relaksasi, sentuhan dan pijatan juga menawarkan efek kedekatan, hingga hubungan interpersonal jadi lebih intens. Setidaknya mampu mengakrabkan hubungan psikologis sekaligus membangun romantisme di antara suami-istri.
RAJIN BEREKSPLORASI
Tak cuma itu, sentuhan dan pijatan bisa dikategorikan sebagai bagian dari foreplay karena mampu berfungsi mempengaruhi titik-titik saraf organ yang berperan dalam hubungan intim. Dengan kata lain, sentuhan/pijatan mampu membangkitkan gairah pasangan, asalkan kita tahu persis bagian mana saja dari tubuhnya yang memberi respon positif dan perlu ditindaklanjuti.
Itu sebab, Ferryal menyarankan suami dan istri rajin mengeksplorasi tubuh pasangannya. "Dari situ, kan, kita bisa lihat bagaimana reaksinya saat kita meraba atau memijat daerah tertentu, apakah ia menikmati, menunjukkan ketidaksukaan, ataukah bersikap biasa-biasa saja. Semua itu bisa terbaca dari raut mukanya, hingga kita pun jadi tahu persis bagian-bagian mana saja dari tubuhnya yang sensitif."
Tentunya, akan lebih menguntungkan bila antara suami-istri terbina komunikasi dan kerja sama yang baik, karena tak ada lagi rasa malu atau takut untuk mengutarakan kebutuhan masing-masing. Dengan begitu, kala tersentuh titik tertentu yang membuat libidonya meningkat, ia akan leluasa mengkomunikasikannya pada pasangan. Hingga, akan mempermudah masing-masing untuk mengenali siapa dan bagaimana selera pasangannya, sekaligus menyingkat masa penyesuaian.
Untuk itu, anjur Ferryal, janganlah kita terjebak pada pola pikir menunggu atau malah terkotak-kotak. "Masing-masing pihak, kan, wajib membantu perangsangan pasangannya dan tiap individu sama-sama berhak mendapat kepuasan dalam berhubungan." Jadi, tekannya, suami-istri harus seimbang dalam memberi dan menerima pijatan maupun bentuk sentuhan lain. Begitu pun siapa yang harus memulai, tak ada patokan baku. "Istri pun boleh minta, entah secara langsung maupun dengan bahasa tubuh."
TITIK-TITIK RANGSANGAN
Akan halnya titik-titik rangsangan tersebut, sebenarnya tersebar di berbagai tempat. Bukan melulu di daerah organ kelamin, melainkan juga di daerah tangan dan kaki, bahkan sampai ke ujung jari. Hanya memang, di tempat-tempat tertentu, saraf-saraf sensoris yang menerima rangsangan lebih menonjol posisinya. Di tempat-tempat lain, mungkin tersembunyi agak dalam atau bahkan tertutup lemak. Umumnya, yang paling sensitif adalah saraf-saraf yang menempati posisi paling dekat dengan permukaan kulit.