Si Kecil Boleh, Kok, Ikut Olahraga Beladiri

By nova.id, Selasa, 10 Mei 2011 | 17:05 WIB
Si Kecil Boleh Kok Ikut Olahraga Beladiri (nova.id)

Monty juga menyarankan agar pengajaran yang diberikan pertama adalah kesehatan dan kebugaran. "Anak diberi latihan-latihan yang bisa membantu pertumbuhan psikomotorik dan menunjang kesehatannya." Setelah itu barulah moral sedikit demi sedikit diajarkan melalui penanaman disiplin. "Sifat kependekaran pelan-pelan ditumbuhkan seperti tak menyerang lebih dulu, berani mengakui kelemahan, dan sifat-sifat kependekaran lain yang menjunjung moral dan disiplin."

LAWAN TANDINGNYA BUKAN TEMAN

Hanya, Monty tak setuju bila dalam pengajaran itu, anak dikenalkan pada konsep musuh. "Siapa itu musuh dan wujudnya kayak apa, masih terlalu dini untuk dikenalkan pada anak balita." Lagi pula, di usia prasekolah, aspek utamanya adalah to grow, berkembang."Nah, tumbuh saja dia belum, kok, sudah disuruh bertahan, defending yourself. Sementara untuk membuat dia tumbuh, kan, harus ada rangsangan dari luar." Itu sebab, psikolog atlet di Komisi Olahraga Nasional Indonesia (KONI) ini lebih setuju jika beladiri hanya untuk olahraga dan pembentukan disiplin, bukan menekankan pada self defense-nya.

Untunglah, para pelatih beladiri untuk balita ini pun menyadari hal tersebut. "Di kelas balita, konsep musuh memang belum diajarkan. Yang ada hanya menendang boneka buaya besar yang kita sebut Crocodile Attack," tutur Andre. Dengan pemahaman bahwa konsentrasi dan kombinasi lompatan yang bagus akan menghasilkan keberhasilan "menyelamatkan" diri dari suatu "serangan" yang membahayakan. "Di klub-klub yang baik, anak tak akan dihadapkan dengan temannya sebagai lawan tanding, meski hanya untuk latihan sekalipun."

Monty setuju. "Kalau sudah menggunakan teman sebagai lawan tanding, berarti sudah mengarah pada unsur combatting daripada olahraganya," tegasnya, Lagi pula, bila anak sudah diajarkan bertarung melawan teman pada usia yang masih dini, maka secara tak sadar akan terbentuk konsep predator pada dirinya, yaitu mahluk yang suka menaklukkan temannya sendiri. "Anak-anak, kan, bukan predator, tapi human being. Jadi, bila kita ingin anak-anak punya sikap human being, manusiakanlah anak-anak dari segi moralnya, bukan malah diajarkan melawan sesama human being."

Andre pun sependapat. "Namanya saja olahraga beladiri, self defense, bukan attacking others. Sifat kesatria beladiri itu, kan, dia melawan kalau diserang, bukan menyerang lebih dulu untuk menunjukkan kejagoannya. Bahkan sedapat mungkin menghindari perkelahian."

BELAJAR WASPADA

Tentunya, dengan belajar beladiri, anak juga mengembangkan sense of awareness. Dia jadi punya sikap waspada terhadap lingkungan sekitar yang bisa mengancam. Mengacu pada literatur psikologi perilaku anak dari Jerry Wykoff, Barbara C. Unell dan Dorothy Law Nolte, anak-anak usia 4 tahun ke atas perlu diajarkan mengenal dan mempunyai ketrampilan sendiri untuk menghadapi bahaya yang disebut knowledge of sense of awareness. Meski kita tak mengharapkan si kecil menghadapi keadaan bahaya, tapi penanaman sikap waspada bisa membantunya merasakan hal-hal yang perlu diwaspadai atau mengundang bahaya.

Nah, pada olahraga beladiri, khususnya taekwondo, bilang Andre, sense of awareness diajarkan lewat metode Crocodile Attack tadi. Ada "buaya" yang mengancam dan harus dilawan. "Karena konsep musuh belum dikenal di usia prasekolah, maka situasi bahaya itu digambarkan lewat buaya sebagai perumpamaan bad guy yang harus dilawan," terangnya.

Namun, Monty mengingatkan, jangan sampai salah mengajarkan analisa bahaya pada anak. "Kalau sampai salah, hati-hati, anak bisa berkembang jadi paranoid, memandang setiap orang dengan curiga." Jadi, tegasnya, pola pengajaran sense of awareness harus hati-hati betul agar tak berlebihan dan menjadikan anak paranoid. "Ancaman dalam kehidupan memang besar, tapi anak jangan ditakuti-takuti. Sikap waspada harus dikembangkan secara bijak. Beladiri bisa menjadi suatu bagian untuk menghadapi tantangan di dalam hidup, tapi kapan ilmunya harus dikeluarkan, harus secara bijak diajarkan. Ingat, pada usia balita, keselamatan anak menjadi tanggungan orang tua sepenuhnya." Artinya, sikap waspada bisa diajarkan, tapi keselamatan anak tetap menjadi tanggung jawab orang tua.

KENALKAN OLAHRAGA LAIN

Nah Bu-Pak, gimana? Sekarang tak khawatir lagi, kan, bila si kecil ikut beladiri? Saran Monty, cari klub yang arahnya lebih pada pembentukan kesehatan dan bermanfaat bagi perkembangan psikomotorik anak. "Cari klub yang tulisannya Klub Olahraga Beladiri Balita, bukan Klub Beladiri Balita. Ini menunjukkan klub itu memberi tekanan pada olahraganya, bukan beladirinya." Selain itu, pelatihnya juga harus tahu perkembangan fisik dan psikologi anak, maupun sturuktur pertumbuhan anak.