Sering Digendong Besarnya Jadi Manja

By nova.id, Selasa, 5 April 2011 | 17:03 WIB
Sering Digendong Besarnya Jadi Manja (nova.id)

HARUS TEGA

Jadi, jangan terlalu sering menggendong si kecil, ya. Kita harus belajar tega. Pada awalnya ia pasti akan menangis dan rewel sampai beberapa waktu tertentu. Tak perlu merasa bersalah karena perasaan ini malah akan membuat kita jadi enggak konsisten. Kalau sudah begitu, si kecil pun bingung, "Kemarin, kok, Bunda mau menggendong setelah aku menangis, tapi hari ini, kok, enggak?" Akibatnya, bisa-bisa si kecil akan menangis lebih keras untuk menarik perhatian. Nah, ini malah membuat stres, kan?

Jadi, bersikaplah tegas dan berpikir bahwa semua ini dilakukan untuk kebaikan si kecil. Lama-kelamaan kebiasaan digendongnya akan terlupakan. Selain itu, si kecil juga cepat belajar bahwa ternyata menangis bukan "senjata" ampuh, karena orang-orang di sekitarnya tetap tak mau menggendongnya sekalipun ia menangis keras.

Saran Lidia, baringkan saja si kecil di boksnya, atau kalau si kecil sudah lebih besar, coba buat ia duduk dengan nyaman. Namun, selagi ia duduk atau berbaring, kita harus mengajaknya berkomunikasi, jangan sampai ia merasa ditinggalkan. "Jangan dikira bayi enggak mengerti kata-kata, lo. Malah, sejak di kandungan pun ia sudah peka terhadap suara. Memang ia takkan memahami arti kata per kata, apalagi menjawab, tapi ia cukup bisa membedakan apakah kata-kata itu merupakan ungkapan cinta atau marah," bilang Lidia. Jadi, diajak ngomong, ya, sambil kita sentuh si kecil dengan penuh kasih seperti membelai pipinya, mengusap-usap rambutnya, dan lainnya.

Hal tersebut, menurut Lidia, paling tidak sudah bisa mengurangi satu rasa tak nyamannya karena tak digendong. Selanjutnya, bila ia sudah mulai mau dibaringkan/didudukkan, alihkan perhatiannya agar tak mendambakan gendongan lagi. Pendeknya, sebisa mungkin gantikan kenyamanan digendong dengan kenyamanan lain seperti mengajaknya bercanda dan memberinya mainan semisal menaruh mainan gantung yang dapat berbunyi di atas boksnya. Si kecil biasanya akan tertarik dengan suara yang ditimbulkan mainan tersebut bila terkena angin atau digoyangkan. Bisa uga dinding kamarnya ditempeli gambar-gambar binatang, bunga, atau gambar lain yang berwarna cerah.

Untuk bayi yang sudah agak besar, kita bisa mengalihkan perhatiannya dari gendongan dengan menunjukkan gambar atau film kartu di TV dan memberikannya beberapa buku. Agar tak bosan, buka halaman demi halamannya supaya ia dapat menikmati gambar-gambar yang ada. Musik juga bisa dijadikan alternatif hiburan buat si kecil. Jenisnya bisa klasik, pop, atau kaset lagu anak-anak. Yang penting, sesuaikan dengan selera si kecil.

Nah, enggak sulit, kan, solusinya? Asal mau bersikap tega aja, ya, Bu-Pak. Selain tentunya kreatif mencarikan media hiburan buat si kecil.

Kontroversi Menggendong

Sebenarnya, boleh tidaknya kita menggendong si kecil sudah menjadi kontroversi sejak dulu, lo. Menurut beberapa studi, orang tua boleh-boleh saja menggendong bayi bila menangis, asal usianya masih di bawah 6 bulan. Pada usia ini, kata beberapa ahli, takkan membuat manja si kecil. Malah dengan kita merespon tangisan si kecil dan menggendongnya, akan membangun basic trust si kecil.

Namun bila usianya di atas 7 bulan, kita perlu hati-hati, karena di usia ini bayi sudah memiliki kelekatan dengan seseorang yang dirasa dapat memberinya kenyamanan (selalu menggendongnya). Bila kita terus saja mengikuti kemauannya untuk digendong, bisa-bisa kita akan terikat karena si kecil tak mau turun dari gendongan. Jadi, di usia inilah mulai dibutuhkan sikap tegas.

Toh, Lidia tak begitu setuju akan pendapat ini. "Lebih baik kebiasaan menggendong tak diawali," katanya. Malah, menurutnya, sejak bayi berusia satu minggu pun sudah bisa bau tangan jika selalu digendong. Jadi, kalau ingin menggendong, "sebaiknya jangan terus-menerus," anjurnya.

Kompromikan Dengan Baik

Bila ada anggota keluarga yang enggak tegaan, seperti kakek-nenek atau bahkan pasangan, melihat si kecil menangis minta gendong, tak perlu langsung menegur dengan keras. Menurut Lidia, cara yang paling baik adalah kompromi. "Biasanya dengan menyadari akibatnya, masalah gendong bisa diselesaikan dengan baik, kok. Toh, yang paling banyak menggendong juga akan paling merasakan akibatnya, karena bayi akan terus meminta untuk menikmati gendongan. Jangan lupa, bayi itu pintar, lo!"

Faras Handayani/nakita