Kanker Anak, Langka tapi Bahaya

By nova.id, Minggu, 8 Juli 2012 | 23:18 WIB
Kanker Anak Langka tapi Bahaya (nova.id)

Kanker Anak Langka tapi Bahaya (nova.id)

"Foto: Getty Images "

Beberapa waktu lalu di Yogyakarta, ICCCPO (International Confederation Of Childhood Cancer Parent Organizations) mengadakan forum berbagi informasi, pengalaman, dan pengetahuan untuk keluarga-keluarga dengan anak penderita kanker se-Asia. Ternyata, selain menyerang orang dewasa, kanker juga menyerang anak-anak.

Angkanya pun mengejutkan. Data Sistem Registrasi Kanker di Indonesia (SriKanDI) tahun 2005 - 2007 menunjukkan insiden kanker pada anak diperkirakan terjadi pada 9 dari 100.000 anak usia 0 - 17 tahun. Sayangnya, kurangnya informasi dan tidak tuntasnya perawatan yang diberikan mengakibatkan sekitar 50 - 60 persen kanker yang terjadi pada anak-anak berujung pada kematian.

Kanker pada anak juga sulit diketahui karena umumnya anak-anak belum mampu mengemukakan apa yang dirasakan. Apalagi, belum semua jenis kanker pada anak memiliki metode deteksi dini.

"Kanker pada anak masih terbilang langka namun bisa menjadi penyebab kematian di usia anak-anak. Lebih lanjut dapat membuat peningkatan masalah kesehatan secara global. Maka sebagai orangtua dan tenaga medis, kita harus menyadari gejala-gejalanya sehingga dapat ditangani segera," urai Dr. Endang Windiastuti SpAK dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo ketika menjadi salah satu pembicara ICCCPO Meeting Asia 2012.

Pahami Cirinya

Angka tertinggi dari kanker yang diderita anak-anak ada pada leukimia. Dari seratus ribu anak, diperkirakan rata-rata 2,8 anak menderita leukimia, 2,4 anak menderita retinoblastoma, 0,97 anak menderita osteosarkoma, 0,75 anak menderita limfoma, dan 0,43 anak menderita kanker nasopharing.

Anak dengan kanker dapat sembuh apabila tanda-tandanya ditemukan secara dini dan dirawat dengan prosedur yang benar. Namun mengingat jumlah yang terus meningkat, sudah sepatutnya kita membekali diri mengenai ciri-ciri kanker yang dapat ditangkap mata. 

Leukimia (Kanker Darah)

- Ditandai oleh muka yang memucat, nafsu makan turun, dan demam tanpa sebab.

- Pembesaran pada hati, limpa, dan kelenjar getah bening.

- Kejang hingga penurunan kesadaran, perdarahan di kulit, bisa juga disertai perdarahan spontan contohnya di gusi.

- Pada anak yang sudah bisa berdiri dan berjalan, ada nyeri pada tulang yang membuatnya tidak mau berjalan lagi. Gejala lain adalah pembesaran testis dengan konsistensi keras.

Retinoblastoma (Tumor Bola Mata)

Tanda klinis yang sering dijumpai adalah leukokoria (manik mata putih).

- Akan juga terlihat strabismus (juling), mata merah dan nyeri, penglihatan buram, pembesaran bola mata, dan peradangan jaringan bola mata.

- Pada lesi tumor dini bisa jadi tak kasat mata kecuali jika diadakan pemeriksaan.

Osteosarkoma (Kanker Tulang)- Umumnya terjadi pada anak yang menjelang remaja, ditandai dengan nyeri pada tulang setelah beraktivitas.

- Pembengkakan, kemerahan, juga rasa hangat di daerah tulang yang nyeri.

- Gerakan menjadi terbatas juga mengalami nyeri punggung persisten.

- Pada lokasi kanker ditemukan lingkar pembengkakan pada alat gerak, adanya benjolan yang terasa hangat disertai vaskularisasi di kulit.- Ada penurunan sudut gerak, pembesaran kelenjar getah bening secara lokal, dan bila sudah sampai ke paru-paru bisa mengakibatkan sesak napas.

Neuroblastoma (Kanker Sistem Saraf)

- Jika terjadi penyebaran, akan ada perdarahan di sekitar mata sehingga membiru dan menonjol

- Benjolan di perut dan leher, juga nyeri pada tulang sehingga anak lemah dan gelisah.

- Gejala lanjutnya bisa menyebabkan gangguan fungsi kandung kencing dan usus, juga lumpuh.

Limfoma Malignum (Kanker Kelenjar Getah Bening)- Pembengkakan kelenjar getah bening yang progresif di leher, ketiak, dan pangkal paha, tanpa rasa nyeri.- Sesak napas, ada obstruksi saluran pencernaan, demam, keringat malam, lemah, lesu, dan berat badan menurun secara progresif.

Karsinoma Nasofaring (Kanker Nasofaring)- Lokasi rongga belakang hidung dan belakang langit-langit rongga mulut yang tersembunyi, membuat sulit dideteksi sehingga sering ditemukan terlambat.- Gejala dininya adalah ingus yang bercampur darah, air ludah yang mengental, hidung tersumbat, dan mimisan.- Terasa tuli unilateral, telinga berdengung, nyeri dan rasa penuh di telinga.

 ANNELIS BRILIAN