Kanker Rongga Mulut Jika Sariawan Tak Kunjung Sembuh (1)

By nova.id, Minggu, 1 Juli 2012 | 00:18 WIB
Kanker Rongga Mulut Jika Sariawan Tak Kunjung Sembuh 1 (nova.id)

Kanker Rongga Mulut Jika Sariawan Tak Kunjung Sembuh 1 (nova.id)

"Foto: Getty Images "

Hampir setiap orang pasti pernah mengalami sariawan alias luka atau lesi yang muncul di rongga mulut. Biasanya, sariawan terjadi atau muncul di mukosa pipi bagian dalam, bibir bagian dalam, lidah, serta langit-langit. Gejalanya berupa rasa sakit di bagian rongga mulut, yang kemudian disusul munculnya luka. 

 Menurut Konsultan Bedah Onkologi dari RS Premier Bintaro, dr. Arman Muchtar, Sp.B (K) Onk., FICS., meski sepele, sariawan atau luka di mulut harus diwaspadai. Apalagi jika sariawan terjadi berulang-ulang atau tidak sembuh-sembuh. Misalnya, sariawan muncul berulang dan butuh waktu lama untuk sembuh yaitu lebih dari 2 minggu. Jika hal ini terjadi, sebaiknya segera lakukan pemeriksaan yang lebih mendalam di dokter. "Harus diwaspadai kemungkinan kanker rongga mulut atau oral cancer," jelasnya.

Tanda-tanda kanker rongga mulut yang muncul biasanya berupa gambaran keputihan (leukoplakia) dan kemerahan (erythroplakia) pada sariawan atau luka. "Setelah itu, luka akan berubah menjadi tukak (menonjol) dan terasa keras. Gejala lain misalnya rasa nyeri dan kelenjar getah bening di leher terasa sakit dan sedikit bengkak," ujarnya.

Kebersihan Rongga Mulut

Sariawan atau luka di rongga mulut yang berulang-ulang memang tidak selalu menyebabkan kanker rongga mulut. Faktor kebersihan rongga mulut (oral hygiene) yang jelek juga bisa memicu kanker rongga mulut. Menurut Arman, kebanyakan orang malas membersihkan rongga mulut. Padahal rongga mulut merupakan organ yang paling sering dipakai. "Misalnya untuk makan dan minum, mulai bibir, gigi, lidah," terang Arman.

Kanker rongga mulut juga bisa disebabkan seringnya mengonsumsi bahan kimia yang merangsang atau mengiritasi mulut seperti merokok dan minum alkohol. "Kebiasaan makan sirih, yang  bisa mengubah sel-sel mulut menjadi keganasan, dan iritasi pada gigi juga bisa menjadi penyebab kanker rongga mulut," lanjut Arman.

Nyeri Luar Biasa

Data menunjukkan, kanker rongga mulut umumnya diderita oleh orang dewasa, lebih banyak diderita perempuan dibanding laki-laki. Dan, hingga saat ini, angka kejadian kanker rongga mulut memang jauh lebih sedikit dibanding kanker jenis lain, yakni "hanya" sekitar 10 persen. Namun, meski kecil, tingkat survivalrate penderitanya ternyata juga jauh lebih kecil.

Pasalnya, kanker rongga mulut tergolong jenis kanker yang berbahaya dan sulit disembuhkan. Banyaknya persarafan di seputar rongga mulut juga membuat nyeri yang dialami penderita kanker rongga mulut lebih menyakitkan dibandingkan kanker jenis lain.

Selain itu, banyak pasien kanker rongga mulut juga tidak mampu bertahan hidup karena tidak bisa menerima asupan makanan lagi. "Jangankan kanker, sariawan biasa saja sudah membuat penderita sulit makan, kan?" kata Arman. 

Penyebaran kanker rongga mulut juga paling cepat, sementara pengobatannya termasuk yang paling sulit. "Belum lagi  kebanyakan penderita datang sudah dalam stadium lanjut," lanjut Arman. Padahal penanganan kanker, termasuk kanker rongga mulut, akan jauh lebih mudah dan berhasil jika penderita datang pada stadium dini. Apalagi, teknologi pengobatan pun kini semakin berkembang sehingga penderita memiliki banyak opsi penyembuhan.

Sulit Ditangani

Secara umum, pengobatan kanker, termasuk kanker rongga mulut, sama saja. Pengobatan itu antara lain pengobatan dengan salah satu atau kombinasi dari beberapa prosedur, antara lain pembedahan atau operasi (surgery), kemoterapi, penyinaran (radiasi),  peningkatan daya tahan tubuh (imunoterapi), pengobatan dengan hormon, dan pengobatan paliatif. 

Sayangnya, rongga mulut tempat kanker bersarang seringkali menyulitkan penanganan medis. Misalnya tindakan operasi atau pembedahan kanker. Jika benjolan kanker berada di sepertiga bagian depan (anterior) lidah, maka masih dimungkinkan dilakukan operasi. Tapi, kalau kanker berada di tempat yang terfiksasi, misalnya di langit-langit mulut, maka tindakan operasi menjadi sulit dilakukan. 

Contoh lain adalah pada saat pengobatan dengan terapi radiasi (sinar). "Penyinaran akan menyebabkan terjadinya iritasi di dalam rongga mulut, sehingga mulut jadi kering."

Oleh karena itu, lanjut Arman, untuk mencegah dan menghindari kanker rongga mulut, menjaga kebersihan rongga mulut menjadi kuncinya. Rajin menggosok gigi, mengatur konsumsi makanan sehat, sampai menjaga kesehatan gigi merupakan beberapa contoh upaya menjaga oral hygiene.

Jika muncul sariawan, boleh saja diobati dengan obat sariawan. "Tapi kalau tidak sembuh-sembuh, sebaiknya segera ke dokter. Yang ditakutkan adalah kalau ternyata kanker. Bila ditemukan pada stadium awal, kanker rongga mulut bisa ditangani dengan lebih baik," lanjutnya. 

Hasto Prianggoro / bersanmbung