Reksa Dana adalah suatu wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal, untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio berbagai surat berharga oleh Fund Manager atau Manajer Investasi (MI) yang telah mendapat izin dari Bapepam.
Dengan kata lain, uang dari masyarakat dikumpulkan lalu dibelanjakan oleh MI untuk membeli berbagai macam surat berharga, misalnya saham dan obligasi. Nah, return (keuntungan) yang diperoleh akan dibagikan kepada para investor.
Namun, selain keuntungan yang menjanjikan, Reksa Dana juga mengandung risiko seperti penurunan keuntungan, bahkan sampai kehilangan modal pokok. Oleh karena itu, akan lebih baik bagi para calon investor untuk mengenal lebih jauh jenis-jenis Reksa Dana dan jenis apakah yang paling sesuai dengan karakteristik dan tujuan keuangan Anda, berikut penjelasan Fauziah Arsiyanti, SE, MM, ChFC., Independent Financial Planner dari First Principal Financial PTE.LTD Singapore.
Reksa Dana Pasar Uang
RDPU melakukan sebagian besar investasinya ke efek-efek hutang berjangka kurang dari setahun, misalnya deposito, SBI, obligasi dan surat berharga lainnya. Ia memiliki risiko terendah, begitu juga return-nya, terkecil dibandingkan Reksa Dana lainnya.
Untuk para calon investor yang baru pertama kali membeli Reksa Dana atau ingin mencoba berinvestasi dengan horison kurang dari setahun, jenis ini paling cocok sebab fluktuasinya tidak terlalu tajam. Hasilnya pun di atas tabungan dan deposito. Untuk saat ini, return RDPU berkisar antara 7 sampai 10 persen per tahun tanpa dipotong pajak.
Reksa Dana Pendapatan Tetap
Reksa Dana jenis ini menaruh sebagian besar investasinya (minimum 80 persen) pada obligasi atau surat hutang berjangka pendek, menengah, sampai berjangka panjang. Sementara sisanya boleh ditempatkan dalam instrumen keuangan lainnya.
Disebut Reksa Dana Pendapatan Tetap (RDPT) karena obligasi sebenarnya memiliki sistem pembayaran bunga dengan tingkat bunga tertentu seperti deposito, namun obligasi dapat diperjualbelikan sebelum jatuh tempo di pasar sekunder. Dalam kurun-kurun waktu tertentu, 3 bulan sekali, 6 bulan sekali atau setahun sekali, akan dibagikan dividen.
RDPT memiliki potensi keuntungan investasi lebih besar daripada RDPU, sekitar 12 sampai 15 persen per tahun. Namun risikonya juga lebih tinggi. Selain risiko fluktuasi suku bunga, ada pula risiko gagal bayar karena perusahaannya bangkrut.
Mereka yang cocok dengan investasi jenis ini adalah mereka yang mempunyai tujuan investasi jangka menengah dan profil risikonya juga sedikit lebih "berani" dibandingkan dengan investor RDPU.
Reksa Dana Saham
RDS adalah Reksa Dana yang melakukan investasi sekurang-kurangnya 80 persen dari portofolio yang dikelolanya ke dalam saham. Karenanya, jenis Reksa Dana ini memberikan potensi hasil yang lebih tinggi berupa capital gain melalui kenaikan harga saham.
Jenis investor yang sesuai dengan Reksa Dana jenis ini adalah mereka yang berani mengambil risiko kehilangan sebagian dari pokok investasi mereka dalam jangka pendek, tetapi mendapatkan keuntungan signifikan dalam jangka panjang.
Mereka yang mempunyai tujuan investasi jangka panjang juga cocok, misalnya untuk persiapan masa pensiun bagi para eksekutif muda atau tabungan persiapan kuliah S1 dan S2 bagi mereka yang anaknya masih berusia balita.
Yang jelas, jangan membeli kemudian menjual kembali dalam jangka pendek, risiko kerugian akan menjadi besar. Dan, pantaulah harga saham yang mudah berubah (volatile) melalui Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Reksa Dana Campuran
RDC dapat melakukan diversifikasi portofolio pada surat-surat berharga secara lebih fleksibel. Hal ini membuat MI dari RDC lebih leluasa mengatur komposisi portofolionya sesuai dengan kondisi yang sedang terjadi di pasar.
Misalnya, harga saham di pasar sedang berpotensi mendatangkan return yang baik, sedangkan kondisi obligasi di pasar tidak begitu baik, maka agar mendatangkan keuntungan yang maksimal, MI mengalokasikan dana lebih banyak ke saham daripada obligasi.
Potensi risk and return dari RDC secara teoritis berada di tengah-tengah antara RDPT dan RDS, sehingga investor yang kurang berani menerima risiko yang terlalu besar namun ingin memperoleh hasil yang agak lebih besar, dapat memilih RDC. RDC juga cocok bagi mereka yang mempunyai tujuan investasi lebih lama daripada RDPU dan RDPT, tapi lebih sebentar dari RDS (sekitar 3 sampai 5 tahun). Tujuan investasi jenis ini misalnya untuk orang tua yang sedang mempersiapkan biaya sekolah lanjutan pertama untuk anaknya yang baru duduk di bangku SD.
Nah, setelah mengetahui jenis-jenis Reksa Dana dan memutuskan jenis yang cocok dengan karakteristik dan tujuan keuangan Anda, langkah selanjutnya yang wajib Anda lakukan adalah membaca prospektus agar Anda mengetahui secara jelas mengenai Reksa Dana tersebut. Dalam prospektus terdapat informasi siapa MI-nya, apa saja kebijakan investasinya, ke mana saja dana investor ditanamkan, bagaimana peraturan perpajakannya, bank apa yang menjadi bank kustodiannya, dan lain sebagainya. Jika masih belum jelas, Anda dapat menghubungi perencana keuangan independen agar mendapatkan nasihat yang objektif dan mengerti betul risiko dan keuntungan dari Reksa Dana.
Selamat berinvestasi!
Hasto Prianggoro