Si Kecil Korban Ulah "Preman Kecil" (1)

By nova.id, Minggu, 20 Maret 2011 | 17:01 WIB
Si Kecil Korban Ulah Preman Kecil 1 (nova.id)

Faktor lainnya karena kurang tegasnya orang tua dalam mengajari anak untuk berperilaku sopan. Jadi pastikan anak dibekali dengan perilaku santun yang dilakukan juga oleh orangtua. Mulailah dari mengajarkan mengucapkan "tolong" dan 'terima kasih' ketika meminta bantuan orang lain, sehingga anak pun mengerti bahwa ia harus bisa menghargai orang lain jika ingin dihargai.

Memilih Sekolah

Bagaimana jika Anda harus bertindak jika anak menjadi korban bully? Sebenarnya, ini dapat segera diatasi jika anak mau bercerita kepada orang tua atau gurunya. Namun, yang kerap terjadi, anak korban bully enggan bercerita. Bisa jadi, mereka diancam sehingga takut atau takut dimarahi orang tuanya.

Untuk menghindari risiko anak menjadi korban bully, orang tua sebaiknya sudah melakukan antisipasi sejak pemilihan sekolah. Misalnya, jangan memilih sekolah favorit, tetapi tidak terlalu menerapkan disiplin. Atau, sekolah favorit tetapi jumlah siswa per kelas banyak. Sebaiknya pilih sekolah dengan disiplin tegas untuk mencegah anak menjadi korban atau pelaku bully, sehingga guru akan langsung melakukan intervensi begitu melihat murid yang suka mengintimidasi. Jumlah siswa yang lebih sedikit juga akan membuat guru mudah melakukan pengawasan.

Mengajarkan anak untuk membalas perlakuan temannya tidak tepat dan tidak menyelesaikan masalah. Bisa-bisa, anak malah bisa menjadi pelaku bully. Yang penting, awareness orang tua untuk mengetahui apakah anaknya menjadi korban bully atau tidak.

Bagaimana jika yang terjadi sebaliknya, justru anak Anda-lah yang menjadi pelaku bully. Langkah pertama, biarkan guru memberi nasihat dan teguran agar ia mengerti sikapnya telah mengganggu situasi di sekolah. Dan jangan membela anak Anda jika memang ia bersalah. Yang tak kalah penting, beri ia perhatian cukup di rumah dan ajak berbicara mengenai hal-hal yang ia alami sehari-hari.

 Hasto Prianggoro/ bersambung