"Gaji Mama berapa, sih?"

By nova.id, Sabtu, 29 Januari 2011 | 17:07 WIB
Gaji Mama berapa sih (nova.id)

Jangan Ceroboh

Yang penting, menurut Irene, orang tua harus berhati-hati. Misalnya jangan ceroboh meletakkan atau menyimpan slip gaji, jangan ngobrol di depan anak mengenai hal-hal yang belum saatnya didengar anak atau jangan berkonflik di depan anak. "Kenapa anak bisa melihat slip gaji, tentu karena orang tua ceroboh. Sebetulnya ini kan, bukan sesuatu yang patut dan perlu dibaca anak. Apapun yaag terjadi pada anak, pasti awalnya dari orang tua," lanjut Irene.

Anak-anak juga masih menggunakan emosi lebih besar ketimbang logikanya. Jadi, ketika orang tua secara terbuka berkonflik di depan anak, anak bisa membuat persepsi berbeda. Yang salah jelas orang tua kalau sampai anak melihat mereka bertengkar. Bisa jadi, konfliknya memang terbuka,  sementara penyelesaiannya tertutup.

"Tapi, anak kan belum tentu melihat orang tuanya berbaikan. Akibatnya, anak akan terus mempersepsi bahwa orang tuanya bertengkar. Ia bisa merasa bahwa dirinyalah yang menyebabkan kedua orang tuanya berantem," jelas Irene.

Biasanya, kebanyakan anak akan berpikir, apa yang bisa ia lakukan untuk membantu orang tuanya yang sedang berkonflik? Jadinya, anak bisa merasa bersalah. Pada anak-anak yang sudah memahami, ini bisa menjadi suatu beban. "Kalau anak belum mengerti, ya karena memang ia masih terlalu kecil untuk mengerti."

Tugas Orang tua

Di usia-usia ini, rasa ingin tahu anak juga sangat tinggi. Jadi, ketika tanpa disengaja ia melihat slip gaji kita, jangan heran kalau ia kemudian bertanya, "Wah, gaji Mama banyak, ya. Berarti besok bisa beli PSP dong, Ma?" Di usia 7-11 tahun, anak sudah mulai belajar besar-kecil." Ini seringkali kemudian menjadi masalah.

Secara umum, anak-anak di Indonesia juga lebih cepat dewasa ketimbang anak-anak di belahan Barat dunia. Di luar negeri, anak-anak sangat dijaga. Misalnya dalam hal keamanan. Ini yang membedakan mereka dengan anak-anak di Indonesia. Apalagi, banyak orang tua di Indonesia yang punya masalah lalu membeberkannya di depan anak-anak. "Akibatnya, mau tidak mau, nangkep enggak nangkep, anak akan merasakan. Ingat, sejak kecil, anak sudah bisa merasakan emosi orang tua. Masalahnya, ada anak yang cuek sama lingkungan, ada yang sangat memerhatikan lingkungannya," kata Irene.

Jadi, lanjutnya, kalau kita sebagai orang tua mau anak-anak kita tumbuh sesuai dengan perkembangan dan usianya, maka tanggung jawab kitalah untuk menjaga. Jangan teledor, jangan mengeluarkan kata-kata kasar, hindarkan benda-benda yang bisa membahayakan anak, dan sebagainya. "Orang tua harus berhati-hati dan bisa lebih menganalisa informasi seperti apa yang mau diberikan ke anak."

 Hasto Prianggoro