Rutinitas Tak Akan Membosankan, Asal...

By nova.id, Rabu, 18 Agustus 2010 | 19:18 WIB
Rutinitas Tak Akan Membosankan Asal (nova.id)

Kerutinan dalam mengurus rumah tangga kerap membosankan kaum ibu. Padahal hidup rutin pun konon diperlukan sebagai pertanda hidup yang sehat dan sejahtera.

Aduh, bosan aku di rumah terus," begitu keluhan yang kerap terdengar dari Dina, ibu rumah tangga yang memilih untuk tinggal di rumah mengurus tiga balitanya. Tadinya Dina berkerja sebagai staf ahli bidang keuangan di sebuah BUMN. Didorong oleh idealismenya, setelah kelahiran Dito, anak keduanya, Dina memutuskan untuk berhenti bekerja agar dapat mencurahkan seluruh waktunya mengurus sang buah hati. Dina tak menyangka, keputusannya itu sekarang justru membuatnya terperangkap pada rutinitas yang membosankan.

Rutinitas, terang Zainoel B. Biran, berkaitan dengan sesuatu yang berlaku sama dari hari ke hari. "Sebenarnya banyak hal dalam hidup kita yang memang rutin. Contohnya, detak jantung yang berdetak setiap kali. Jadi sesuatu yang rutin selalu ada saja dalam kehidupan manusia." Oleh sebab itu, tak semua yang berkaitan dengan rutinitas selalu mengganggu. "Sebagian orang malah tak terganggu sama sekali dengan kehidupannya yang rutin. Bahkan mereka enak saja menjalani hidup yang sama dari hari ke hari," lanjutnya.

Sebuah penelitian membuktikan, seseorang yang menjalani kehidupannya dengan rutin seringkali menunjukkan tanda-tanda yang sehat. "Dia teratur, stabil, kehidupannya tak bergejolak, tingkah lakunya mantap, dan kesehatannya pun jadi baik," tambah psikolog sosial dari Fakultas Psikologi UI ini. Kalau kemudian Dina menjadi bosan pada rutinitas yang dijalaninya, itu tak lain karena Dina termasuk orang yang suka perubahan.

"Untuk orang yang menyukai variasi dan perubahan, rutinitas mudah sekali membuatnya tenggelam dalam kebosanan," ujar Bang Noel, panggilan Zainoel. Tentu bukan sesuatu yang salah bila orang menyukai perubahan, karena manusia pada dasarnya juga menyukai kedinamisan dalam hidupnya. Cuma faktor umur dan menyusutnya tenaga sajalah yang mampu memperlambat kedinamisan manusia.

PERBEDAAN TIPE JADI MASALAH

Yang kerap menjadi masalah adalah bila rutinitas tersebut sudah mulai mengancam kehidupan perkawinan. Hal ini biasanya terjadi bila salah satu pihak sudah merasa pengap dengan situasi dalam rumah. Akibatnya, muncullah berbagai konflik. "Konflik cepat timbul bila dua orang yang tinggal dalam satu rumah menyukai hal yang berlainan atau mempunyai tipe yang berbeda," terang Bang Noel.

Apalagi bila perbedaan ini terlalu ekstrem, sehingga kemungkinan muncul masalah akan menjadi lebih besar. Lain halnya jika keduanya sama-sama menyukai kerutinan atau sama-sama menyukai perubahan, maka tak akan jadi masalah. Tentunya, supaya salah satu pihak tak terkaget-kaget dengan berbagai variasi ataupun kerutinan yang diinginkan pasangan, sebaiknya saat masa pacaran digunakan untuk saling mengenal. "Termasuk mengenal kecenderungan pribadi masing-masing. Harus ada persiapan untuk melihat-lihat perbedaan. Sambil melihat, apakah perbedaan-perbedaan itu dapat dikompromikan atau saling memanfaatkan."

Misalnya, bila yang satu menyukai rutinitas, sementara pasangannya senang dengan hal-hal yang baru. Nah, keduanya bisa saling memanfaatkan. "Orang yang menyukai rutinitas bisa belajar hal-hal yang baru. Sebaliknya, pasangannya yang senang variasi, bisa jadi sedikit santai dengan menjalani hal-hal yang rutin dan tak selalu terobsesi dengan perubahan." Jadi, kalau di masa pacaran tipe-tipe pasangan sudah diketahui lebih dahulu, hal ini dapat dikompromikan untuk mencari titik temu.

KELUARKAN UNEK-UNEK

Bila kebosanan akibat rutinitas sudah mulai mengancam, saran Bang Noel, seyogyanya setiap pasangan berusaha cepat-cepat keluar dari perangkap rutinitas tadi. "Sebab kebosanan akibat rutinitas akan merembet dan berkembang menjadi masalah-masalah yang lebih besar." Yang pertama mesti dilakukan adalah mulai menjalin lagi komunikasi yang baik dengan pasangan. Bisa saja selama ini obrolan tetap berjalan, tapi belum tentu unek-unek yang sebenarnya tercetuskan.

Jadi mulailah bicara. Mulailah dari yang ringan-ringan hingga suasana menjadi akrab, baru mulai dicetuskan unek-unek tersebut. "Kenapa, sih, aku, kok, mulai bosan dengan kamu atau aku mulai bosan dengan suasana rumah? Apa, sih, yang membuat aku bosan?" Bisa saja kebosanan itu timbul karena kita selalu mendapat respon yang sama dari pasangan kita.