Rutinitas Tak Akan Membosankan, Asal...

By nova.id, Rabu, 18 Agustus 2010 | 19:18 WIB
Rutinitas Tak Akan Membosankan Asal (nova.id)

Kadang, kita pun membutuhkan reaksi yang berbeda dari pasangan. Nah, ini harus diomongkan. Yang pasti, ujar Bang Noel, jangan memulai pembicaraan dengan nada tinggi, namun usahakan komunikasi yang enak. Dengan demikian, setiap pihak bisa saling merasakan kebutuhan pasangannya masing-masing. "Kalau komunikasi terus dijalankan seperti ini, bukan mustahil masing-masing akan tetap merasa terikat, meskipun kehidupan perkawinan terasa rutin."

Bila komunikasi sudah cukup lancar dan unek-unek sudah dikeluarkan, gunakan kesempatan ini untuk mencari solusi agar bisa bersama-sama keluar dari rutinitas tersebut. "Bisa dengan cara pergi berdua, seperti second honeymoon, atau salah satu pihak menarik pasangannya untuk memperhatikan dan mempelajari hal-hal yang selama ini jadi hobinya." Namun yang tak boleh dilupakan pula, jangan sekali-kali membawa kepengapan di kantor ke rumah.

"Sering kita bosan dengan urusan kantor dibawa ke rumah. Akibatnya, pasangan yang sebenarnya tak berminat dengan urusan kita, jadi ikut kena getahnya." Selain itu, bila urusan kantor dibawa ke rumah, maka berarti membawa tekanan rutinitas di kantor ke rumah. Akibatnya, bosannya jadi dua kali. "Sebaiknya, begitu terasa rutin di kantor, rumah bisa menjadi pelepasan. Untuk orang yang menyukai perubahan pun, kesibukan di kantor atau di luar rumah yang kerap membutuhkan kompetisi tersebut, ia akan merindukan sesuatu yang statis dan rutin begitu kembali ke rumah.

Karena kalau di luar dinamikanya naik-turun, lantas di rumah pun ia menuntut perubahan, lama-lama akan capek juga." Demikian pula bila kita merasakan rutinitas dalam kehidupan seks. Bukan dengan cara mencari pasangan baru, tapi "minta saja pasangan kita untuk mengubah penampilannya. Bisa juga dengan bersama-sama mencari gaya bercinta lain. Hal ini akan membantu menghindarkan kita dari rutinitas dan rasa bosan dengan pasangan," nasihat Bang Noel.

WAKTU UNTUK DIRI SENDIRI

Tak ada salahnya jika rutinitas mulai mengancam, kita "berlari" sejenak. Misalnya, dengan menggunakan waktu untuk merenung atau menyenangkan diri sendiri. "Seorang istri dan ibu pun, kalau merasa jenuh, boleh saja meminta waktu untuk dirinya sendiri. Misalnya dengan berkunjung ke rumah kawannya untuk mengobrol, atau membaca novel kesayangannya di kebun belakang," kata Bang Noel.

"Kesendirian" ini juga dapat dimanfaatkan untuk mengintrospeksi diri. Melihat apa yang menjadi kebutuhannya dan apakah ia sudah peka dengan kebutuhan pasangannya. Apa sebenarnya yang menjadi kesulitan atau problemnya. Dari introspeksi ini biasanya akan muncul solusi yang baik. Mengamati perkembangan anak pun bisa dijadikan variasi lain dalam mengatasi kebosanan akibat kerutinan.

"Anak juga bisa menjadi pencair kepengapan di dalam rumah. Kalau kita perhatikan anak setiap harinya, maka perubahan yang terjadi pada anak bisa menjadi sumber penyegaran, lo," tutur Bang Noel. Jadi, anggapan bahwa anak sebagai sumber kebosanan dan rutinitas di rumah itu salah. "Kalau ada orang tua yang mengatakan bahwa anak-anak menjadi sumber kebosanan dan rutinitas di dalam rumah, malah perlu dipertanyakan. Itu berarti tak ada kasih sayang pada anak. Mereka tak pernah mencoba dekat dengan anak. Padahal anak itu, kan, dinamis, orang tua akan senang melihat aktivitas anak-anak itu."

MENCOBA MENERIMA

Namun yang paling baik dilakukan, ujar Bang Noel, adalah menerima rutinitas sebagai bagian dari kehidupan kita. "Yang harus disadari, perkawinan itu memang hal yang rutin, yang harus selalu dijalani bersama. Kalau tidak menemukan suasana baru, sebaiknya diterima dan bukan dijadikan masalah.

Kalau kita melihat perkawinan itu sudah seharusnya dijalankan, ya, memang itu yang harus diterima." Yang penting, masing-masing pihak tahu kebutuhan pasangannya, sehingga bisa saling mengerti. Setiap rumah tangga, lanjut Bang Noel, memang harus menghadapi rutinitas, karena tak setiap pasangan mampu untuk setiap kali berganti suasana atau bulan madu. "Lha, kalau aku bosan di rumah, enggak usah pulang saja, ah. Kan, tidak begitu. Jadi kerutinan dan kebosanan itu harus diterima juga.

Try to live with it sambil tetap mencari jalan agar suasana yang membosankan itu tetap dapat dinikmati." Jadi, tandas Bang Noel, resep terbaik adalah dengan menganggap rutinitas sebagai hal yang tak bisa dipisahkan dari hidup kita. "Yang penting, cari variasi-variasi untuk mencegah kita terperangkap di dalamnya. Bila mulai terasa pengap, segera komunikasikan dengan pasangan."

Kalau tidak, selain akan menimbulkan konflik, juga akan berdampak pada anak. "Anak akan bisa merasakan apa yang terjadi pada ayah-ibunya. Bagi anak-anak, kalau suasana di antara orang tuanya selalu terjalin dengan penuh keakraban, maka dia akan tumbuh dalam lingkungan yang menyenangkan. Ia akan tumbuh menjadi anak yang ceria dan gembira." Sebaliknya, begitu ayah-ibunya sudah mulai ngomong ketus, anak akan menangkap suasana itu. Jadi, sebelum terjebak dalam kebosanan, segera cari solusinya, ya, Bu-Pak, supaya anak-anak tak terganggu.  

Santi Hartono/nakita