Setelah Bebas Utang (2)

By nova.id, Kamis, 15 Juli 2010 | 01:18 WIB
Setelah Bebas Utang 2 (nova.id)

Menabung Lebih Keras

Saat ini, sebenarnya tak ada lagi celah untuk mengelak ketika Anda diminta menabung. Pasalnya, salah satu program yang tersedia di bank-bank untuk menabung adalah tabungan berencana. Jadi, ketika Anda mengeluh tak tahan menggesek ATM untuk mengambil uang karena masih ada saldo tersisa, ikuti saja program ini.

Teorinya, minimal 10 persen dari penghasilan disisihkan untuk tabungan. Lebih ideal lagi, jika lebih dari jumlah minimal tadi, kan? Nah, tabungan berencana bisa membantu Anda. Biasanya pihak bank akan mendebet sesuai dengan kesepakatan bersama nasabah dan dilakukan dalam jangka waktu tertentu. Ketika hari H tiba, Anda pun bisa mengambil tabungan berencana ini. Lebih mudah, kan?

Yang jelas, jangan memaksakan diri dengan memotong dana di luar kemampuan untuk tabungan berencana. Selalu perhitungkan kemampuan dan kebutuhan keluarga, jangan sampai Anda menderita karena menabung.

Ganjalan Kartu Kredit

Memang tidak mudah menyelesaikan utang kartu kredit, apalagi jika digunakan sembarangan. Jika memang masih diperlukan, pilih dan gunakan dengan bijak. Jangan sampai benda ini yang mengatur hidup Anda. Selain memilih kartu kredit dengan bunga ramah, jangan menggunakannya untuk barang-barang tak penting (sekalipun diskonnya sangat menarik), tahanlah diri Anda.

Kalau masih ada utang tertinggal di kartu plastik ini, selalu sisihkan dana untuk membayar tagihan minimumnya. Ada uang lebih? Bayarkan untuk tagihan kartu kredit meski tenggat waktu masih lama. Lanjutkan langkah ini hingga menyisakan nol rupiah pada tagihan Anda.

Takut tergoda dengan berbagai sale di pusat perbelanjaan? Lebih baik, simpan Si Kartu Plastik di rumah dulu, deh, daripada Anda menggesek kembali, dan utang pun tak pernah habis.

Sediakan Dana Darurat

Selain tabungan dan asuransi, sisihkan penghasilan untuk disimpan dalam bentuk dana darurat. Setidaknya dana ini bisa menutupi kebutuhan keluarga selama delapan bulan. Untuk para ibu rumah tangga, sebaiknya menyisihkan pula dana darurat cadangan yang bisa memenuhi kebutuhan keluarga, minimal selama tiga bulan. Sekali lagi, tak pernah ada yang mengetahui apa yang terjadi di masa depan. Lebih baik sedia payung sebelum hujan, kan?

Langkah-langkah ini mudah, kan? Ya, kuncinya terletak pada perencanaan matang dan mengikutinya dengan seksama. Ingat, Anda yang menghasilkan uang dari jerih payah, Anda pula yang harus mengaturnya, jangan sebaliknya.

Jangan Terobsesi dengan Rumah

Jika Anda memilki rumah dan mampu membayar cicilannya, Anda beruntung. Dan, untuk Anda yang baru saja memulai perencanaan keuangan yang baru, jangan menghabiskan waktu berinvestasi di rumah dengan membeli barang-barang baru atau mendekorasi ulang dengan biaya tinggi.

Memang melihat lembaran berkilau di majalah mengenai dekorasi rumah yang paling trendi sangat menggoda, tapi ingat, rumah bukan yang akan membiayai Anda saat pensiun nanti, ia bukan sesuatu yang harus dikembangkan saat keuangan masih kembang kempis.

Selesaikan dulu cicilan rumah, setelahnya Anda baru bisa bernapas benar-benar lega. Ingat, jangan pernah menggunakan dana pensiun untuk kebutuhan mencicil rumah.

Lindungi Keluarga

Sudah berkeluarga, tentunya ada tanggungan yang harus dipenuhi seperti anak, istri, atau bahkan orang tua sendiri. Apa yang Anda butuhkan untuk melindungi mereka? Jawabannya adalah asuransi kesehatan.

Asuransi melindungi Anda dalam jangka waktu 5-30 tahun (bisa berbeda, tergantung kebijakan). Cicilannya pun bisa disesuaikan dengan kemampuan Anda, dan bisa dibilang tak terlalu mahal namun bila suatu hari nanti dibutuhkan, akan sangat membantu.

Seperti biasa, selalu pilih penyedia asuransi yang terpercaya dan kuat. Isi seluruh pertanyaan yang diajukan oleh agen asuransi dengan jujur, sehingga suatu hari nanti saat mengklaim tak akan menyulitkan.

Astrid Isnawati