Wanita Butuh Perhatian, Pria Butuh Dipercaya

By nova.id, Kamis, 8 Juli 2010 | 17:54 WIB
Wanita Butuh Perhatian Pria Butuh Dipercaya (nova.id)

Yang juga perlu dipahami, pria tak suka bila ia merasa si wanita ingin mengubahnya atau mencoba memperbaikinya. Bukan berarti pria itu sempurna, tapi ia ingin dipercaya untuk melakukan perbaikan-perbaikan sendiri. Dengan demikian, ia merasa diterima apa adanya. Kalau sudah begitu, si pria pun akan lebih mudah untuk mendengarkan dan memberi kepada pasangannya. Ia akan penuh cinta dan perhatian terhadap perasaan dan kebutuhan pasangannya. Apalagi jika pasangannya telah memetik manfaat dari perbuatan sang pria, maka ia akan semakin terdorong atau lebih bersemangat iuntuk berbuat lebih banyak lagi bagi pasangannya.

JANGAN BERLEBIHAN

Kendati berbeda, namun pada dasarnya pria dan wanita memiliki kebutuhan primer yang sama. John Gray merangkumnya dalam 7 kebutuhan, yaitu: cinta, perhatian, pengertian, rasa hormat, penghargaan, penerimaan, dan kepercayaan.

Yang perlu diperhatikan, jangan sampai kita menjadi bersikap berlebihan terhadap kebutuhan-kebutuhan tersebut. Seperti dikatakan Dra. Henny Eunike Wirawan, M. Hum, "Kalau kita memiliki 7 kebutuhan tersebut dengan berlebihan, tentunya tak baik juga, kan." Dikhawatirkan nantinya bisa menjadi posesif, sehingga kita jadi tak bebas bergerak. "Kalau kita terlalu diperhatikan, misalnya, itu, kan, bisa membuat kita ngeri. Sedikit-sedikit diperhatikan, buntutnya jadi enggak bebas juga."

Dalam membina hubungan, terang pembantu dekan I Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara, Jakarta ini, kita harus berani melepas pasangan kita untuk mengaktualisasikan dirinya. "Tapi kalau yang terjadi sebaliknya, berarti cintanya mengikat. Tentunya ini tidak sehat, kan." Oleh karena itu, Henny melihat sebaiknya ketujuh kebutuhan tersebut ditambah satu kebutuhan lagi, yakni tanggung jawab. "Jadi, masing-masing mempunyai tanggung jawab terhadap dirinya maupun terhadap pasangannya." Misalnnya, pada saat pacaran, kalau kita mengasihi pacar kita maka kita akan membuatnya merasa aman dengan kita. Artinya, sang pria tak akan "mengobok-obok" pacarnya sebelum waktunya. "Itulah tanggung jawab dia pada pasangannya."

TIAP INDIVIDU BERBEDA

Henny juga meminta agar kita tak terlalu terpaku bahwa pria dan wanita haruslah seperti yang digambarkan oleh teori John Gray tersebut, sehingga mengharapkan dari pasangannya juga demikian. Sebab, terangnya, "manusia itu sangat individual. Tiap manusia pasti punya sisi feminin dan maskulinnya, hanya kadarnya yang berbeda."

Dengan kata lain, wanita yang satu belum tentu sama dengan wanita lain. Si A mungkin akan merasa senang bila suaminya mengucapkan, "Aku cinta padamu," setiap hari. Tapi si B mungkin malah tak suka dan merasa risih jika diperlakukan demikian. Begitu pula dengan pria, berbeda satu sama lain. "Tak semua pria itu tegar sehingga ia harus di-back up dengan dihargai, diberikan penguatan, serta penghormatan demi untuk mempertahankan ketegarannya itu."

Memang, diakui Henny, banyak pria dan wanita mempunyai stereotip seperti yang digambarkan oleh John Gray. Hal ini ada kaitannya dengan budaya. "Sejak kecil kita sudah diajarkan bahwa pria itu seperti apa dan harus diperlakukan bagaimana oleh wanita. Begitu juga sebaliknya. Sehingga saat kita dewasa, kita berharap orang akan memperlakukan kita seperti itu." Nah, kalau itu yang terjadi, bukan tak mungkin kita lantas berpikir, "Ah, dia sudah tahu, kok, maksud saya. Saya juga sudah tahu maksud dia." Sehingga dengan serta merta kita melakukan suatu yang kita anggap pasangan kita akan suka. "Padahal, kan, belum tentu sama." Akibatnya, terjadilah kesalahpahaman.

Jadi, meskipun ada stereotip tertentu tentang pria dan wanita, namun kita tetap harus melihat kembali pasangan kita sebagai individu yang berdiri sendiri. Apakah dia memang seperti gambaran stereotip tersebut atau hanya pada hal-hal tertentu ataukah dia malah sama sekali berada di luar stereotip tersebut. Apalagi dengan perubahan zaman tentunya tuntutan pria-wanita yang stereotip juga akan berubah. "Keadaan sekarang saja sudah jauh berbeda. Sekarang istri bisa bekerja di luar rumah dan suami bisa saja bekerja di dalam rumah."

Untuk itu, anjur Henny, pada saat kita bertemu seseorang, sebaiknya kita mengenali dia dengan lebih baik. "Juga harus ada toleransi bahwa manusia itu tak seperti yang saya duga selamanya. Bahwa saya mungkin mempunyai kriteria tentang pria atau wanita tersebut, tapi bisa jadi dia tak seperti itu. Nah, saya harus bisa menerima itu, karena manusia itu tak semuanya bagus dan baik, tapi juga tak semuanya jahat. Kita tak boleh menyamaratakan."

ADA KOMUNIKASI