"Gantian, dong..."
Mereka juga punya cara ampuh dalam mengajarkan anak-anak berbagi, lho.
Rika Sumolang (29), Guru TK
Menjelang Natal seperti sekarang ini, di sekolah Si Sulung (Titus) selalu mengadakan proyek "berbagi". Waktu itu, dia memilih tugas membagikan biskuit. Kebetulan, di rumah tersedia stok biskuit favorit Titus.
Setelah aku bungkus rapi, Titus bertanya, "Mau dikasih ke siapa?" Aku bilang, "Nanti Titus yang tentukan siapa yang memerlukan biskuit ini." Ternyata biskuit itu Titus berikan kepada helper sekolah. Dia bilang "Merry Christmas. Tuhan berkati."
Intinya, sih, aku menjadikan kegiatan berbagi sebagai kebiasaan. Efeknya, ia tidak pelit lagi soal makanan. Kadang aku suka iseng meminta makanannya, eh ternyata dia kasih. Tapi ingat, harus minta izin dulu, ya, jangan asal rebut. Jika temannya tak mau berbagi, aku besarkan hatinya, "Saat ini temanmu belum mau berbagi, lain kali mungkin mau."
Riama Silitonga (37), Penyiar Radio
Mengajari anak berbagi pada dasarnya susah-susah gampang, apalagi selisih usia kedua anak lelakiku hanya satu tahun. Keduanya memiliki ego yang sama. Tapi, sebagai ibu, aku tetap mengajarkan konsep berbagi itu.
Segala macam cara dicoba, dari mulai memberikan mainan yang sama, mainan berbeda, sampai yang mainannya sama dengan warna berbeda. Tapi, tetap saja berebut. Kalau sudah begitu, aku terpaksa minta Si Kakak mengalah dan bilang, "Harus baik sama adik. Besok Mama belikan lagi, ya". Hasilnya, Si Adik tidak jadi nangis, tapi Si Kakak malah ngambek.
Akhirnya untuk mengembalikan keceriaan, aku alihkan perhatian mereka pada kegiatan yang dilakukan bersama atau bergantian. Yaitu, dengan mengizinkan mereka bergantian memainkan laptop-ku masing-masing dengan durasi 10 menit. Ini terbukti cukup efektif, lho.
Si Sulung Pelit
Sudah terbiasa berada dalam posisi sebagai satu-satunya fokus perhatian keluarga, Si Sulung pun sulit berbagi dengan adiknya. Pasalnya, ia merasa fokus perhatian keluarga direbut Si Adik. Jangankan berbagi, menyentuh setiap barang miliknya pun tak diizinkan.
Jika ini yang terjadi, memarahi bukan solusi. Ada baiknya pahami dulu tahap perkembangan kognitif usia anak. Dengan mengetahui proses berpikir anak, Anda akan lebih sabar dan memiliki empati menanganinya.
Teman Si Kecil Marah
Jika teman Si Kecil marah karena anak tidak memberikan apa yang diinginkan temannya (contohnya soal mainan), maka Anda harus:1. Tak melibatkan diri pada saat mereka berselisih (berebut mainan).2. Berikan ia kesempatan belajar cara berkompromi sendiri. Dengan begitu ia akan menyadari, bila ia egois dan tidak mau berbagi, maka teman-teman tidak akan mau bermain dengannya atau teman-teman juga tidak mau berbagi dengannya.3. Beri contoh dan saran, bukan mengambil alih keputusan anak untuk berbagi. Biarkan anak menentukan sendiri bagaimana ia harus berbagi, karena bagaimanapun ia masih dalam proses belajar untuk itu.
Ester