Mengenalkan Gudang Informasi Pada Anak

By nova.id, Senin, 3 Januari 2011 | 17:01 WIB
Mengenalkan Gudang Informasi Pada Anak (nova.id)

Menumbuhkan minat baca tak identik dengan keharusan membeli buku. Disaat harga buku makin meroket, mengapa tak mengajak si kecil mengakrabi perpustakaan?

Sebenarnya, tanpa kita mengenalkan perpustakaan sekalipun, anak bisa saja sudah mengenalnya asalkan di "sekolah"nya ada fasilitas tersebut. Kadang di TK atau play group ada perpustakaannya, kan? Nah, biasanya secara berkala guru mengajak anak membaca di perpustakaan.

Tapi bila "sekolah"nya tak ada perpustakaan, ada baiknya kita kenalkan. Soalnya, banyak hal bisa diajarkan dengan mengajak anak ke perpustakaan. Minimal, mengenalkan lingkungan yang paling dekat dengan buku. Dari situ diharapkan dalam diri anak tumbuh kecintaan terhadap buku dan selanjutnya gemar membaca.

Hanya saja, ujar dra. Puji Lestari S. Prianto, kendali ada di tangan orang tua. Soalnya, keluarga merupakan "sekolah" pertama bagi anak. Jadi, pengenalan ini tak akan berhasil jika sejak awal orang tua tak mengenalkan anak pada buku. "Sebagai tokoh peniruan, orang tualah yang bisa mengarahkan anak memiliki minat dan kebiasaan membaca."

Selain itu, di rumah sebaiknya buku juga jangan hanya ditumpuk begitu saja, melainkan betul-betul dimanfaatkan sebagai sumber informasi. Bila mungkin, buat sudut khusus untuk menyimpan buku hingga anak tahu ada tempat khusus penyimpanan buku dan bagaimana menjaga buku-buku tersebut. Nah, ini bisa merupakan awal perkenalannya dengan perpustakaan.

PERPUSTAKAAN KHUSUS ANAK

Tentunya dalam mengenalkan perpustakaan pada anak, kita jangan asal pilih. "Tempat dan suasana perpustakaan harus sesuai dengan anak," jelas Puji. Perpustakaan dengan kursi dan meja tinggi, misal, tentu tak cocok buat anak. "Pilih perpustakaan yang memungkinkan anak duduk santai sambil berselonjor kaki atau bahkan berbaring."

Dengan kata lain, pilih perpustakaan khusus buat anak. Meski ada juga perpustakaan umum yang memiliki fasilitas buat balita, namun suasananya kurang mendukung. Terlebih buat anak aktif, suasananya harus benar-benar informal hingga menyenangkan; ada gambar-gambar, kursinya sedikit, karpet dengan banyak bantal, dan sebagainya.

Suasana perpustakaan yang demikian, lanjut Puji, juga jadi syarat utama bila kita ingin membuat perpustakaan pribadi di rumah untuk anak. "Rak-rak bukunya juga dibuat pendek memanjang agar gampang dijangkau anak saat mengambil buku."

ATURAN BERKUNJUNG

Bila merupakan kunjungan pertama, bekali anak jauh-jauh hari dengan pengetahuan mengenai seluk-beluk perpustakaan. Misal, "Kak, mau enggak Bunda ajak ke perpustakaan? Di sana Kakak bisa pinjam dan baca buku apa saja. Kakak, kan, suka binatang. Nah, di sana Kakak bisa baca dan pinjam buku tentang segala binatang yang ada di dunia."

Kemudian jelaskan, "Tapi ingat, lo, yang datang ke sana bukan cuma kita. Jadi Kakak enggak boleh berisik, apalagi teriak-teriak sambil lari ke sana ke mari. Soalnya, semua yang ke sana pasti pingin bisa baca tenang." Dalam hal kebersihan pun harus ditekankan, "Di sana Kakak juga enggak boleh makan, nanti bukunya jadi kotor dan cepat rusak kena ceceran makanan."