Biasanya, Anda akan diminta menyusui bayi. Tentunya pada kesempatan pertama menyusui, Anda tak bisa berharap ASI akan langsung mengalir deras karena umumnya ASI baru keluar setelah 3-4 hari. Tak usah cemas bayi akan kelaparan karena pada hari-hari pertama ia belum perlu banyak cairan. Sejumlah kecil kolostrum yang Anda produksi sudah cukup untuk memenuhi kebutuhannya.
Lagi pula, menyusui pada pertemuan pertama bertujuan bukan untuk memberi makan bayi, melainkan untuk bayi belajar menyusu karena proses menyusui bukan bersifat instingtif. Cara menyusui yang benar adalah puting ibu harus masuk ke dalam mulut bayi. Jadi, bantulah bayi untuk menemukan puting Anda. Setelah beberapa hari, tanpa perlu dibantu lagi ia akan langsung mencari puting begitu didekatkan pada payudara Anda.
Bila puting Anda bermasalah, entah karena bentuknya yang rata, kecil, atau melesak ke dalam, jangan jadikan alasan untuk tak menyusuinya. Justru dengan seringnya Anda menyusui, masalah ini bisa diatasi, yakni melalui isapan bayi pada puting. Disamping tentunya Anda pun harus rajin menarik-narik puting tersebut hingga keluar. Tapi menariknya jangan keras-keras, ya, Bu, supaya enggak lecet.
Isapan bayi pada puting juga akan meningkatkan produksi ASI. Seperti diketahui, dalam payudara ibu ada "pabrik" untuk memproduksi ASI (terletak di daerah payudara yang berwarna putih), yang lalu dialirkan ke "gudang" ASI (di daerah payudara yang berwarna cokelat). Namun produksi ASI sangat tergantung dari pengosongan di "gudang"nya. Nah, dengan bayi menyusu, otomatis ASI di "gudang"nya akan kosong, sehingga mendorong "pabrik" untuk memproduksi ASI lagi. Itulah mengapa, banyak-sedikitnya ASI yang keluar tergantung dari rangsangan bayi.
Dalam bahasa lain, ASI sebenarnya tak akan pernah habis. Nyaris tak ada seorang ibu yang tak bisa menghasilkan ASI. Merujuk data penelitian, dari 100 ibu yang mengatakan tak bisa menyusui, hanya 2 orang yang betul-betul bermasalah; 98 orang lainnya sebenarnya hanya tak tahu cara menyusui yang benar.
Jadi, tak ada alasan apapun untuk tak memberikan ASI kepada sang buah hati, ya, Bu. Apalagi, mendapatkan ASI merupakan hak bayi. Bila Anda sampai tak memberikan ASI berarti Anda mengabaikan hak si kecil untuk mendapatkan makanan yang terbaik bagi tumbuh-kembangnya.
Julie/Faras Handayani