SI SUPERCEPAT
Di sisi lain, ada pula anak yang mandinya supercepat, kurang dari 5-10 menit. Penyebabnya, bisa karena anak tidak suka air, tidak suka berlama-lama di kamar mandi, atau ada sesuatu yang dia kejar, biasanya acara teve. Namun yang pasti, kata Maesera, anak yang biasa mandi supercepat umumnya cenderung terburu-buru, kurang teliti, dan tidak menganggap mandi sebagai sebuah kebutuhan.
Tentunya, mandi yang supercepat ini tidak baik juga. Caranya, seusai anak mandi, periksalah barangkali masih ada sisa sabunnya yang belum terbilas, masih ada bagian-bagian tubuhnya yang kotor, dan mungkin kepalanya masih bau.
"Kalau seluruh tubuhnya sudah wangi dan bersih, terutama sela-sela kulit ketiak, selangkangan, leher, jari-jari, berarti mandinya sempurna." Jika belum, ajak anak untuk mandi kembali.
Setelah anak mandi kembali dan hasilnya memuaskan, berikan pengertian yang masuk akal, "Kak, kalau sudah mandi tapi masih ada cemong di muka, apa kamu tidak malu sama teman-teman?" Bisa juga, "Kalau ketiakmu masih bau kecut, itu tandanya mandimu tidak bersih. Kalau tidak bersih, kuman-kuman penyakit masih ada di badanmu. Kalau dibiarkan, kamu bisa sakit, apa kamu mau?" Setelah itu lanjutkan, "Lagi pula kalau mandi tapi hasilnya seperti belum mandi, kamu bisa-bisa diejek teman-temanmu."
Cari tahu juga mengapa anak kita mandi cepat-cepat. Untuk mengubahnya tentu harus dicari penyebabnya. Contoh, mandi cepat karena terburu-buru sekolah. Untuk memperbaikinya, katakan, "Kalau kamu tidak ingin kesiangan dan mandi terburu-buru, bangunlah lebih pagi. Badan kamu tetap segar, wangi, dan sehat, tapi tidak kesiangan," misalnya.
Intinya permasalahan mandi terlalu cepat atau terlalu lama harus dibenahi sesegera mungkin. Jika mandi terlalu lama, anak mungkin selalu berkonflik dengan lingkungan. Sebaliknya, jika dia mandi kelewat cepat, tidak menutup kemungkinan perhatiannya terhadap tanggung jawab kebersihan pribadi tidak tumbuh optimal.
Gazali Solahuddin. Foto: Ferdi/nakita