Mitos-mitos Seks, Dari Selaput Dara Hingga G-Spot (1)

By nova.id, Rabu, 4 Mei 2011 | 17:07 WIB
Mitos mitos Seks Dari Selaput Dara Hingga G Spot 1 (nova.id)

Mitos mitos Seks Dari Selaput Dara Hingga G Spot 1 (nova.id)

"Foto: Getty Images "

Sebagian orang masih mengganggap seks sebagai hal tabu dan sering dikaitkan dengan aktivitas orang dewasa yang belum pantas dilakukan orang yang belum menikah. Itulah kenapa kemudian seks menjadi bahan perbincangan yang dilakukan sembunyi-sembunyi.

Akibatnya, seks sering dikaitkan dengan mitos-mitos yang menjadi budaya masyarakat. Semakin sering didengar, semakin dianggap sebagai kebenaran. Padahal yang namanya mitos, belum tentu benar. Dengan pengetahuan seks yang baik (dalam bentuk pendidikan kesehatan reproduksi), maka mitos-mitos seperti ini sedikit demi sedikit akan hilang ditelan waktu. Nah, mitos apa saja yang sering beredar di masyarakat, berikut penjelasan dr. Iwan Setyawan, konsultan seks dari Klinik Curhat, Semarang.

Mitos: Malam pertama selalu berdarah

Sebagian besar pria percaya bahwa hubungan seks yang baru pertama kali dilakukan akan selalu mengeluarkan darah, dan kemudian dikaitkan dengan keperawanan seorang gadis. Benarkah? Tentu saja tidak, karena sesungguhnya tidak ada jaminan bahwa hubungan seks pada malam pertama harus berdarah.

Yang terjadi sebenarnya adalah kecemasan dan ketakutan wanita yang belum punya banyak pengetahuan yang baik tentang seks, sehingga tidak pernah terbayang hubungan seks akan seperti apa. Secara psikologis, hal ini akan menimbulkan kondisi yang kita sebut vaginismus atau pengencangan otot vagina, dan ketika dipaksa oleh pria yang sudah telanjur 'on,' akhirnya terjadi perdarahan akibat robekan otot-otot tepi vagina. Justru ketika hubungan dilakukan dengan nyaman dan tidak ada pengencangan otot, karena diawali dengan pemanasan yang cukup, tidak akan terjadi perdarahan.

Mitos: Nafsu wanita lebih besar dari pria

Secara umum tidak ada perbedaan dorongan seks antara wanita maupun pria, karena secara hormonal mereka mempunyai kadar hormon seks estrogen, progesteron maupun testoteron yang sama.

Barangkali secara ekspresi, wanita lebih malu untuk menunjukkan nafsu yang muncul, sehingga cenderung "menutupi" dan akhirnya tabungan nafsunya akan dikeluarkan secara meletup-letup pada saat melakukan hubungan seks dengan pasangan. Sebaliknya pria cenderung lebih ekspresif dan blak-blakan soal seks, sehingga membuat nafsu yang mereka tunjukkan terlihat "biasa-biasa saja."

Mitos: Hubungan seks waktu hamil membuat keguguran

Tidak ada larangan untuk melakukan hubungan seks pada waktu hamil. Aktivitas ini tidak terlalu mengganggu, selama tidak ada kelainan selama hamil dan Si Ibu juga menikmati hubungan seks yang dilakukan dengan suami.

Yang tidak dianjurkan adalah hubungan seks yang terlalu bersemangat sampai tidak menyadari kalau ibu hamil mulai kesakitan, misalnya karena tekanan yang terlalu berlebihan. Hal ini sering terjadi pada kehamilan trimester pertama, dimana kondisi kehamilan belum cukup kuat menempel di rahim. Sangat disarankan melakukan hubungan seks atas keinginan istri dan dilakukan dengan posisi istri di atas, sehingga istri mudah mengontrol apabila sewaktu-waktu timbul rasa kurang nyaman di perut.

Mitos: Posisi di atas membuat wanita cepat orgasme

Data yang diperoleh di lapangan menunjukkan sebagian wanita setelah menikah jarang atau bahkan tidak pernah mendapatkan kepuasan seksual atau orgasme, dengan beberapa alasan, misalnya hubungan seks yang terlalu cepat, kurang variatif atau karena mood wanita kurang baik pada saat itu.

Salah satu kunci kepuasan seks pada wanita adalah hubungan seks yang menyenangkan dalam posisi yang menguntungkan, di mana wanita memungkinkan bisa menentukan arah penetrasi yang tepat, sehingga kepuasan seks lebih mudah didapatkan. Tidak selalu harus dalam posisi di atas atau women on top. Posisi apa pun akan tetap mampu menimbulkan orgasme dan bahkan multiple orgasms, asal wanita dalam kondisi mood yang baik dan bergairah.

Hasto Prianggoro / bersambung