Pemeriksaan pertama dilakukan lewat konsultasi untuk mengetahui apakah betul pasien mengalami impotensi. "Jangan-jangan, pasien hanya tak punya gairah atau mengalami ejakulasi dini," kata Dr. Rochani.
Impotensi, jelasnya, adalah ketidakmampuan organ pria untuk berereksi atau ereksinya tak cukup kuat untuk melakukan penetrasi. "Jadi, impotensi berbeda, misalnya, dengan orang yang tak punya gairah atau gairahnya menurun tapi tetap bisa ereksi. Nah, orang yang mengalami impotensi ini, gairahnya menggebu-gebu tapi tak cukup ereksi untuk bisa melakukan penetrasi," terang Dr. Rochani.
Selanjutnya dilakukan pemeriksaan darah dan air seni di laboratorium. Setelah diketahui pasien benar-benar impoten, lalu dicari jenisnya apa, atau apakah ada penyakit lain yang menyebabkan ia impotensi semisal hipertensi atau gula.
BOLEH PILIH SENDIRI
"Pembuluh darah pasien juga diperiksa untuk mengetahui apakah karena pembuluh darahnya ataukah karena syarafnya," jelas Dr. Rochani. Pemeriksaan pembuluh darah dilakukan dengan sebuah alat bernama dopler scan.
Pasien juga diperiksa kemampuan ereksinya dengan visual sex stimulation (VSS). Pasien ditempatkan di sebuah ruang khusus, lalu diputarkan video yang bisa merangsang ereksi. "Kami juga melakukan tes ereksi dengan obat-obatan yang bisa merangsang ereksi. Lewat sebuah alat bernama rigid scan, akan diketahui kemampuan ereksi pasien," katanya.