Duh, Si Dia FB-an Melulu...

By nova.id, Jumat, 19 Maret 2010 | 17:09 WIB
Duh Si Dia FB an Melulu (nova.id)

Lebih Mesra

Kuncinya, menurut Rostiana, adalah kendali dan tanggung jawab. Dasar atau fondasi pernikahan juga sangat berperan. Orang yang berani menikah artinya sudah berani berkata bahwa hidupnya tidak sendiri lagi. Ia membawa orang lain dalam kehidupannya.

Jadi, ketika dia membuka akun FB, dia sudah harus berhitung bahwa dia punya pasangan yang bisa membaca status wall-nya. "Dia harus sadar bahwa dia membawa nama keluarga, nama pasangannya. Jadi, ketika menulis di wall atau upload foto, seharusnya dia tahu bahwa itu sudah "disetujui" oleh pasangan atau anaknya. "Kalau perlu, masing-masing pasangan tahu siapa saja teman FB-nya, apa saja yang dibicarakan, dan sebagainya."

Sebetulnya, aturan main ber-FB sama saja, mau suami-istri atau perseorangan, yakni kembali kepada komitmen pribadi. "Seberapa jauh kita ingin publik tahu tentang diri kita. Di Indonesia, seringkali lebih banyak dampak negatif ketimbang dampak positifnya, karena kita cenderung terbiasa menyalahgunakan segala sesuatu bukan di jalurnya," jelas Rostiana.

Padahal, banyak hal positif yang bisa diambil dari FB. Salah satu contoh konkret adalah bagaimana Barack Obama memakai FB secara positif. Contoh lain, sebuah keluarga yang tinggal berjauhan memakai FB untuk menjalin komunikasi. "Nah, ini kan contoh addict (kecanduan) yang positif," kata Rostiana.

FB juga bisa dijadikan ajang untuk lebih mendekatkan hubungan bagi pasangan yang sama-sama sibuk bekerja. Soal berapa lama orang membuka FB, tentu sangat relatif. "Kalau cuma mau update status saja, 15-30 menit cukuplah. Tak perlu berlama-lama."

KENALI WALL PASANGAN

Untuk menghindari saling curiga di antara suami-istri, berikut beberapa tips ber-FB yang bisa diikuti:

Sama-sama menyadari bahwa posting atau status yang mereka pasang di FB akan memunculkan atau membawa citra pasangan juga.

Sadar akan reaksi yang bakal muncul akibat aktivitas (status, foto) di FB. Tidak semua hal perlu diungkap di ruang publik. Pintar-pintarlah memilih dan memilah.

Tak ada salahnya saling mengenal wall pasangan, siapa saja temannya, untuk menghindari kecemburuan.

Tahu waktu, supaya jangan jadi addict dan lupa pasangan.

Tak perlu terlalu rajin meng-update status. Seminggu sekali atau kalau memang ada sesuatu yang harus diungkapkan ke publik saja.

Ingat, ruang publik punya konsekuensi tanggung jawab sosial. Apa yang kita tampilkan di wall memiliki konsekuensi sosial. Jadi, sebaiknya berhati-hati.

HASTO PRIANGGORO

FOTO:ROMY PALAR/NOVA