Menit-Menit Pertama Setelah Kelahiran

By nova.id, Jumat, 12 November 2010 | 23:43 WIB
Menit Menit Pertama Setelah Kelahiran (nova.id)

Inilah masa penting bagi bayi. Ia harus bisa beradaptasi dari kehidupan di kandungan ke luar kandungan agar bisa terus hidup.

Bapak-Ibu mungkin bertanya-tanya, apa saja, sih, yang dialami si kecil begitu ia nongol ke dunia. Ternyata, banyak sekali, lo, tindakan yang dilakukan oleh para penolong persalinan terhadap si kecil. Apa saja? Yuk, kita simak pemaparan di bawah ini dari ahlinya, Eric Gultom, dokter spesialis anak pada FKUI-RSUPN Cipto Mangungkusumo, Jakarta.

PENGISAPAN LENDIR

Patokan di dunia kedokteran, satu menit setelah lahir bayi harus bernapas spontan dan efektif, karena pada saat itu hubungan bayi dengan plasenta sudah terputus dan oksigen yang diperlukan untuk memulai kehidupan harus diperoleh melalui paru-paru. Jadi, setelah tali pusat dipotong, penolong persalinan,biasanya dokter- akan segera membersihkan mulut, hidung, dan kerongkongan bayi dari sisa lendir dengan cara menyedotnya dengan alat pengisap. Fungsinya untuk memastikan saluran napas bagian atas yaitu mulut, hidung dan kerongkongan bebas dari sekreti ketika bayi pertama kali menarik napas.

Pada kasus tertentu, misalnya, ketuban berwarna hijau karena tercermar mekonium (kotoran bayi), pembersihan lendir dilakukan segera setelah kepala bayi nongol, karena lendir harus cepat dibersihkan sebelum bayi bernapas. Kalau tidak, dikhawatirkan akan masuk ke dalam paru-paru bayi sehingga bayi akan sesak napas. Jadi, tindakan pertama yang dilakukan adalah membebaskan jalan napas bayi dari sisa lendir dan ketuban dengan mengisapnya agar bayi dapat bernapas leluasa.

LIMA OBSERVASI

Satu menit setelah kelahiran juga digunakan untuk melakukan pemeriksaan awal, yaitu lima observasi pada bayi, terdiri dari komponen bernapas, denyut jantung, tonus otot, refleks, dan warna kemerahan kulit. Observasi dilakukan dengan menggunakan skala Apgar. Nilai Apgar dibuat untuk satu menit dan lima menit sesudah bayi lahir. Dengan demikian, observasi tersebut akan diulang lima menit kemudian. Tujuan observasi untuk mengetahui refleks dan kondisi bayi pada umumnya. Nilai satu menit merupakan indikator usaha pertolongan terhadap bayi. Sedangkan nilai lima menit untuk memprediksi apakah kelak akan ada gejala sisa neurologis di kemudian hari atau tidak.

Kelima komponen tersebut, masing-masing memiliki nilai 2. Dengan demikian, bila semua komponennya baik akan mendapat nilai maksimal 10. Bila kurang baik, nilainya tentu lebih rendah. Batas baik dan tidak adalah nilai 7. Pernapasan diobservasi untuk melihat kesehatan dan kematangan paru-paru bayi. Skala Apgar untuk pernapasan teratur adalah 2, tak teratur 1, dan tak ada 0.

Observasi denyut jantung untuk mengetahui kekuatan dan keteraturan kontraksi jantung dengan nilai 2 untuk di atas 100 detak per menit, di bawah 100 detak per menit mendapat nilai 1 dan 0 untuk tak ada detak. Tonus otot atau gerakan dapat menunjukan kesehatan dan sifat otot bayi. Skalanya bila aktif adalah 2, sedikit gerakan 1, dan tak ada gerakan memperoleh angka 0. Sementara observasi refleks untuk melihat respon bayi terhadap stimulus. Bila responnya menangis akan mendapat nilai dua, menyeringai 1, dan tak ada respon 0.

Warna kulit bayi ketika lahir dapat menjadi indikator mengenai efesiensi kerja paru-parunya dan apakah darah bayi teraliri oksigen dengan baik. Bila nilai hasil tes 2 berarti warna kulit bayi adalah merah muda, nilai 1 untuk kaki tangan berwarna kebiru-biruan, dan 0 untuk warna biru. Sementara pemeriksaan awal dilakukan, bayi dibersihkan dengan lap kering dan hangat, lalu diselimuti dengan kain pembungkus yang juga kering dan hangat. Tujuannya agar bayi tak kedinginan karena ia sedang dalam proses adaptasi dari suhu di kandungan ke suhu di luar. Setelah itu, baru dilakukan pemeriksaan fisik awal.

Lamanya pemeriksaan biasanya juga hanya beberapa menit untuk menghindari bayi tak kedinginan. Namun demikian, walau berjalan sebentar, penolong yang berpengalaman akan dapat mengatakan apakah bayi dalam keadaan normal atau memiliki kelainan.

PEMERIKSAAN FISIK