Tak jarang pertanyaan anak bikin merah telinga orang lantaran malu atau bahkan marah. Misalnya, Anda tengah antre di sebuah pasar swalayan lalu tiba-tiba si kecil bertanya, "Ayah, kenapa Tante itu gendut sekali?" sambil menunjuk ke arah seorang wanita bertubuh gemuk. Atau, tiba-tiba si kecil berseru dengan suara lantang, "Ayah, lihat, kok, Om itu hitam sekali!"
Nah, bagaimana reaksi Anda? Menurut Dra. Mayke S. Tedjasaputra, Anda tak perlu merasa malu atau marah kepada anak. "Justru orang tua harus maklum." Lo, kok, begitu? "Karena anak kecil memang masih lugu. Ia akan mengungkapkan segalanya dengan polos," terangnya. Anak belum mengerti apa konsekuensi dari ucapannya itu bagi orang lain. Namun begitu, si kecil tetap harus diajarkan.
Yang pertama harus Anda lakukan ialah meminta maaf kepada orang yang menjadi "korban" si kecil. Misalnya, "Aduh, maaf, ya, Bu, anak saya ngomong begitu." Kendatipun, ujar Mayke, sebagai orang dewasa seharusnya ia juga mengerti mengapa anak kecil "bertingkah" seperti itu. Namun hindari untuk mengatakan, "Saya tidak tahu kenapa ia bicara seperti itu, karena Ibu memang tidak tampak gemuk, kok." Karena biasanya justru akan semakin membuat buruk suasana.
Untuk mengurangi rasa malu Anda, ada baiknya Anda berpikir bahwa bukan hanya Anda yang mengalami hal demikian. Banyak orang tua lain yang juga pernah memiliki pengalaman serupa. Jadi Anda bisa bersikap cuek dan tak perlu terburu-buru "kabur" dari supermaket tersebut. Anda pun akan lega karena bukan hanya anak Anda saja yang melakukan hal itu.
Selanjutnya katakan kepada anak, "Lain kali kalau kamu mau ngomong seperti itu, jangan keras-keras, ya. Nanti orang lain bisa sakit hati." Jadi, "Anak diajarkan untuk membedakan kapan ia boleh bicara seperti itu dan apa akibatnya."
Untuk membantu anak menyadari bagaimana akibatnya pada si "korban", ajaklah ia untuk menempatkan dirinya sebagai si "korban". Caranya, minta ia membayangkan seolah-olah ia memiliki tompel besar di pipi (atau hal lain yang tak mengenakkan) yang membuatnya tampak jelek. Lalu minta ia untuk membayangkan seolah-olah semua orang memperhatikan dan mentertawakan dirinya. Setelah itu ajaklah ia berdiskusi tentang bagaimana reaksinya jika ada seorang yang berkata, "Eh, lihat, tuh, ada anak bertompel besar." Dengan begitu, anak akan terbantu dalam mengembangkan kepekaannya bahwa orang lain pun memiliki perasaan. Disamping, cara ini jauh lebih efektif ketimbang bila ia dimarahi atau dihukum.