Yohana Yambise Siap Bantu Jokowi Tangani Persoalan Perempuan di Indonesia

By nova.id, Selasa, 28 Oktober 2014 | 06:52 WIB
Yohana Yambise Siap Bantu Jokowi Tangani Persoalan Perempuan di Indonesia (nova.id)

TabloidNova.com - Presiden Joko Widodo terlihat bangga ketika memperkenalkan satu persatu para menteri yang akan mengisi Kabinet Kerja 2014-2019 di halaman Istana Negara, Minggu (26/4/2014). Kebanggaan tersebut terutama terpancar ketika Jokowi mengenalkan sosok menteri yang berasal dari kalangan profesional.Seperti saat mengenalkan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yohana Yambise. Jokowi menggambarkan sosok Yohana sebagai menteri cerdas yang memiliki gelar profesor dan guru besar pada Fakultas Ilmu Pendidikan dan Keguruan, Program Studi Bahasa Inggris Universitas Cendrawasih, Ilmu Pendidikan dan Keguruan, Program Syudi Bahasa Inggris."Ini menteri perempuan pertama dari Papua," kata Jokowi di Istana Negara, Minggu (26/10/2014).

Yohana menggantikan Linda Amalia Sari pada Kabinet Indonesia Bersatu II era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono 2009-2014. Penunjukan Yohana sudah diduga sebelumnya karena namanya santer disebut-sebut akan duduk dalam jabatan itu.

Yohana mengaku siap bekerja membantu Jokowi dalam memperbaiki persoalan yang terjadi di Indonesia khususnya yang melibatkan perempuan. Menurut Yohana, kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak-anak di Indonesia cukup tinggi. Kepedulian pemerintah pun masih belum cukup untuk menyelesaikan kasus yang ada."Perempuan, anak, dan orang cacat di luar negeri derajatnya diangkat lebih tinggi. Di sini tidak," tegasnya.

Latar belakangnyaYohana Susana Yembise merupakan dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Cenderawasih Jayapura, Papua. Dia adalah perempuan Papua pertama yang diberi gelar guru besar oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan sebagai profesor doktor bidang silabus desain dan material development.Istri dari Leo Danuwira ini lahir di Manokwari, 1 Oktober 1958. Yohana dikukuhkan menjadi profesor doktor oleh Rektor Universitas Cenderawasih (Uncen) Jayapura, Papua, Festus Simbiak, di Auditorium Uncen, 14 November 2012. Sebelum didaulat menjadi profesor, Yohana memiliki segudang pengalaman, jabatan dalam pekerjaan.Dosen perempuan Papua pertama bergelar profesor ini memiliki pendidikan sarjana (S1) pada Program Studi Bahasa Inggris jurusan pendidikan bahasa dan seni FKIP Uncen. Semasa kuliah, dia bekerja sebagai asisten dosen di program studi yang digelutinya selama tiga tahun, yakni sejak 1983-1986.Lompatan jabatan perempuan asli Papua ini boleh dibilang cepat. Tahun 1992 menjadi Diplomat Applied Linguistic TEFL (Dip. TEFL) dari Regional English Language Centre (RELC), SEAMEO Singapore. Meski sudah bekerja, ia tetap bertekad untuk melanjutkan pendidikan. Pada 1994 ia menyelesaikan pendidikan di Faculty of Education, Simom Fraser University British Colombia Canada dengan gelar Master of Art (MA).Segudang pengalaman organisasi dimiliki Yohana, di antaranya terlibat dalam kegiatan kesenian yang disponsori badan kesenian Daerah Kabupaten Paniai di Nabire sejak 1974-1978. Pernah menjadi wakil ketua KNPI Kabupaten Paniai tahun 1984.Pengalaman luar negeri di antaranya, pernah sebagai anggota Joint Selection Team (JST) Australian Development Scholarship beasiswa ADS/USAID tahun 2011. Sejak masih kuliah, Yohana juga termasuk salah satu peserta pertukaran pemuda antara Indonesia dan Kanada. Yohana Yembise juga terpilih mewakili Papua bersama pemuda Indonesia ke Kanada.

Kompas.com/Caroline Damanik