Jika Anda sudah menjalani pola makan sehat dan rutin berolahraga, tapi dokter menemukan beberapa penyakit serius di tubuh Anda, bisa jadi pola tidur Anda yang menjadi pangkal permasalahan.
Menurut dr. Andreas Prasadja RPSGT., Praktisi Kesehatan Tidur dari RS Mitra Keluarga Kemayoran, begadang merupakan aktivitas di mana seseorang sengaja mengurangi jam tidurnya.
"Berbeda dengan insomnia, ya. Kadang orang sering menyamakannya dengan insomnia karena sama-sama berkenaan dengan tidur. Kalau insomnia itu, penyakit kesulitan tidur, mudah terbangun di kala tidur, sulit mempertahankan tidur, atau terbangun dan tak bisa tidur lagi. Aktivitas ini terjadi setiap malam, sehingga menyebabkan aktivitas pengidapnya tergangggu di siang hari," papar Andreas.
Dampak Negatif
Orang yang terbiasa begadang (kurang tidur), biasanya akan merasakan beberapa dampak seperti:
- Kondisi emosi yang tidak stabil sehingga mudah tersinggung, mudah depresi, sensitif.
- Kemampuan kongnitifnya terganggu sehingga ketelitian, kemampuan analitis, dan kreativitasnya berkurang.
- Sistem syaraf simpatis (sistem syaraf stres) meningkat dan dapat menyebabkan tekanan darah, gula darah, dan napsu makan meningkat juga. Makanya, untuk orang-orang yang sedang dalam program diet atau tidak mau badannya gemuk, dianjurkan untuk tidak begadang.
Gangguan di atas tidak hanya berlaku pada orang dewasa, tapi juga anak-anak. "Banyak orang tua yang berpikir, untuk menjaga kondisi tubuh anaknya tetap sehat yaitu dengan menjaga pola makan anaknya. Sebenarnya, pemikiran ini kurang tepat. Ada baiknya, orang tua juga menjaga jam tidur anak dengan ketat, karena metabolisme tubuh bekerja lebih giat pada saat kita tertidur," saran Andreas.
Sesuai Usia
Cukupkah meluangkan waktu selama delapan jam untuk tidur? Andreas menuturkan, beda usia, beda pula jumlah kebutuhan jam tidurnya.