Oh No! Berat Badan Naik Tiba-Tiba (2)

By nova.id, Kamis, 13 Januari 2011 | 17:04 WIB
Oh No! Berat Badan Naik Tiba Tiba 2 (nova.id)

Obat-obatan Juga Bikin Gemuk 

Selain obat gemuk, ada juga beberapa obat-obatan untuk penyakit serius yang berdampak kegemukan bagi yang mengonsumsinya, lho. Tapi, bagi Anda yang kurus dan ingin gemuk, jangan ikut-ikutan mengonsumsi obat-obatan ini, ya. Berikut obat-obatan tersebut:

Steroid  

Biasa digunakan untuk mengatasi alergi, asma, dan rheumatoid arthritis. Obat ini bekerja menjaga keseimbangan hormon yang mengatur metabolisme dan daya tahan tubuh. Namun penggunaan steroid dapat memicu distribusi lemak tubuh ke bagian perut dan leher bagian belakang, sehingga menyebabkan cushing syndrome. Steroid juga menyebabkan berat badan meningkat rata-rata 7 persen, bahkan mencapai 12 kg pada penggunaan jangka panjang.

Obat Diebetes 

Salah satu obat untuk diabetes tipe-2 adalah sulfonylurea. Obat ini meningkatkan produksi insulin agar kadar gula turun, juga memicu rasa lapar sehingga menyebabkan berat badan meningkat rata-rata 2-4 kg. Obat diabetes lain, yaitu thiazolidinediones (TZD). Efeknya tidak seperti sulfonylurea, badan hanya naik sekitar 1-2 kg jika obat itu dikonsumsi secara terus-menerus.

Antialergi

Obat-obat antialergi yang mengandung diphenhydramine dapat menghambat pengeluaran histamin, senyawa yang memicu reaksi alergi. Namun obat tersebut juga mempengaruhi reseptor di otak yang mengatur rasa lapar, sehingga menyebabkan kenaikan berat badan sekitar 1 persen pada pemakaian jangka panjang.

 Antihipertensi

Obat golongan beta-blocker yang meliputi propranolol, metoprolol, dan atenolol dapat mengatasi tekanan darah tinggi dengan cara menghambat kerja hormon adrenalin. Obat ini juga membuat metabolisme lebih lambat, sehingga pasien sering merasa letih dan cenderung jarang bergerak. Dalam jangka panjang, ini akan menyebabkan berat badan meningkat.

 Antidepresan

Obat untuk mengatasi depresi antara lain trisiklik dan SSRI (selective serotonin reuptake inhibitor). Keduanya dapat membuat reseptor di otak tidak bisa membedakan rasa lapar dan kenyang, sehingga nafsu makan tidak terkontrol. Penelitian menyatakan, 25 persen pasien yang mendapat SSRI mengalami kenaikan berat badan sebanyak 10 persen dalam pemakaian selama 6 bulan, sedang dengan trisiklik bisa sampai 13-20 kg.