Cintai Usus Kita! (1)

By nova.id, Rabu, 27 Oktober 2010 | 17:05 WIB
Cintai Usus Kita! 1 (nova.id)

Cintai Usus Kita! 1 (nova.id)

"Foto: Dok Nova "

Makan dan minum adalah aktivitas manusia yang tak mungkin terlewatkan. Coba Anda hitung, berapa kali dalam sehari Anda memberikan asupan pada tubuh? Jangan lupa masukkan juga camilan yang dikudap. Jika Anda makan tiga kali sehari, maka dalam 30 hari, 90 kali pula tubuh bekerja keras mencerna dan menyerap nutrisi hingga akhirnya terbentuklah feses alias kotoran.

Proses panjang ini tak mungkin dilakukan sendiri oleh tubuh, karena itulah terdapat sistem pencernaan (kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum) dalam tubuh manusia yang mengawalnya agar asupan bisa optimal terserap. Bagaimana ia bekerja dan bagaimana cara kita menjaganya agar sistem pencernaan bisa bekerja secara optimal? Simak penjelasan berikut.

Kerja Keras Sang Usus

Mungkin Anda bertanya-tanya, kenapa usus harus dijaga dan dicintai? Jawabannya mudah sekali. Ketika perut terasa tak nyaman karena sistem pencernaan yang tak lancar, tentunya akan menggangu kondisi tubuh Anda. Jadi, terasa kan betapa pentingnya usus sehingga kita harus merawatnya dengan baik.

Lantas bagaimana cara kerja usus sehingga membuat manusia bisa beraktivitas secara normal? Jimmy Hariantono Ph.D, Deputy Director PR Science Yakult menjelaskan, makanan dan minuman yang masuk melalui mulut ke kerongkongan lalu dicerna di dalam lambung. Dalam organ ini, terdapat asam lambung yang ampuh membunuh mikroba jahat yang terkandung dalam asupan.

Setelah proses itu selesai, asupan kemudian dipilah-pilah di dalam usus kecil menjadi ukuran yang lebih kecil. Organ ini terbagi menjadi usus halus dan usus besar. Dari mulai karbohidrat, protein, lemak, dan vitamin diserap di usus halus. Sederhananya, usus halus menyortir semua asupan yang masuk ke dalam tubuh manusia. Uniknya, usus melakukan semua kerja keras ini sendiri. Lebih detailnya, di dalam usus terdapat jonjot (mirip seperti tonjolan) yang menyempurnakan proses penyerapan asupan.

Kok, bisa usus yang kecil dan pendek ini melakukan semua proses rumit ini? Faktanya, meski terlihat kecil dan pendek, jika usus manusia dibuka, luasnya bisa mencapai dua kali lapangan tenis, lho.

Di dalam usus halus sendiri terdapat 100 triliun mikroorganisme yang membantu pencernaan bekerja dengan baik. Bandingkan dengan jumlah mikroorganisme dari kepala hingga kaki, hanya setengahnya dari yang dimiliki oleh usus. Mikroorganisme ini tak sekali diproduksi, melainkan terus menerus tanpa henti sehingga sistem pencernaan tak kekurangan amunisi untuk memperlancar metabolisme tubuh. Selesai di usus halus, zat-zat yang larut oleh air diserap oleh usus besar lalu dibuang ke rektum menjadi kotoran. Keseluruhan proses ini memakan waktu 24-72 jam pada manusia dewasa dalam kondisi prima. Karena memakan waktu yang tak singkat ini, terbayang, kan, betapa kerasnya pekerjaan usus dalam sistem pencernaan?

Mengenal Bakteri Baik dan Bakteri Merugikan 

Masih ingat dengan mikroorganisme yang hidup dalam usus? Mikroorganisme alias bakteri ini terbagi menjadi 3 yaitu mikroorganisme merugikan, mikroorganisme oportunitis, dan mirkoorganisme baik (dikenal dengan nama Lactobacillus). Dalam kondisi tubuh yang sehat, bakteri baik dan bakteri merugikan ini haruslah seimbang. Jangan sampai bakteri merugikan lebih banyak dari bakteri baik.

Seperti apakah kondisi sistem pencernaan yang seimbang antara bakteri merugikan dan bakteri baik? Cek, apakah Anda rutin buang air besar sekali dalam sehari? Nyeri, mulas pada perut hingga terasa begah. Jika ini tidak terasa dalam tubuh, bisa disimpulkan sistem pencernaan Anda berjalan dengan baik.

Namun jika yang terjadi adalah sebaliknya, bisa jadi pencernaan Anda terganggu. Penyebabnya adalah jumlah bakteri merugikan lebih banyak dari bakteri baik dalam usus, yang bisa diakibatkan karena, misalnya, asupan yang tak terjaga kehigienisannya sehingga tercemar bakteri. Apa yang bisa dilakukan? Berilah tubuh asupan bakteri baik yang bisa membantu menekan pertumbuhan bakteri merugikan, dan membantu memperbaiki sistem pencernaan.

Karena fungsinya ini, bakteri baik juga membantu menjaga kondisi tubuh. Gambarannya seperti ini, asupan bakteri baik memberikan sinyal pada tubuh untuk selalu siaga jika ada penyakit atau kuman yang hendak masuk ke dalam tubuh. Ini semua, pada awalnya dilakukan lewat tonjolan-tonjolan yang terdapat dalam usus halus. Sehingga tak hanya gangguan pencernaan seperti diare yang bisa diantisipasi dengan asupan bakteri baik atau keseimbangan antara bakteri baik dan bakteri merugikan dalam usus, tapi juga gangguan lainnya seperti demam hingga alergi.

bersambung