Chill Test atau Tindakan Invasif
Gigi yang hipersensitif memang kerap tak disadari penderitanya karena gejala hanya muncul di saat-saat tertentu. Selain itu, orang kerap menganggap wajar gigi yang linu bila mengonsumsi makanan terlalu dingin, asam, maupun panas. Tanpa disadari, gigi telah terkena hipersensitif dentin.
Namun masih ada cara untuk mengenali apakah sudah memiliki risiko hipersensitif, cara sederhananya adalah dengan melakukan chill test. Cukup mudah, hanya dengan mengulum segelas air dingin. Bila terjadi ngilu saat gigi bersentuhan dengan air dingin, artinya sudah terjadi hipersensitif dentin.
Cara lain bisa dengan dental explorer, menyentuhkan sonde, tes ketuk (percussion testing), radiographs dan masih banyak lagi.
Bila memang telah terjadi hipersensitif dentin, cara mengatasi adalah dengan menghindari penyebab rasa ngilu muncul serta menggunakan pasta gigi untuk gigi sensitif. Pasta gigi untuk gigi sensitif ini pada dasarnya memiliki dua kandungan bahan potassium nitrat dan strontium chloride.
Pasta gigi dengan kandungan strontium chloride bermanfaat memblokir dentin sehingga tidak terjadi pergerakan cairan dalam tubuli dentin. Sedangkan pasta gigi mengandung potassium nitrat dapat memblokir respon syaraf.
Untuk hasil yang lebih permanen, dapat pula dilakukan upaya invasif oleh dokter gigi, seperti menutup tubuli dentin dengan resin atau GIC (glass ionomer cement) ataupun melakukan bedah mukogingiva (menutup akar gigi yang terbuka).
Cegah Sebelum Terjadi!
Gigi sensitif bukanlah sebuah kelainan bawaan, namun merupakan risiko yang bisa diderita siapa saja. Oleh karena itu, cegah sebelum membuat Anda tak dapat menikmati makanan dan minuman favorit.
- Hindari menyikat gigi segera setelah makan atau minum. Disarankan, menggosok gigi dilakukan sebelum makan atau di atas 30 menit setelah makan.
- Hindari memberi tekanan berlebih atau saat menyikat gigi.
- Hindari penggunaan tusuk gigi terlampau sering, sebaiknya gunakan dental floss saja.