Pentingnya Pemanasan Sebelum Hubungan Intim (2)

By nova.id, Rabu, 9 Juni 2010 | 00:32 WIB
Pentingnya Pemanasan Sebelum Hubungan Intim 2 (nova.id)

COOLING DOWN

Setelah mencapai puncak perangsangan dan koitus diikuti dengan orgasme, maka keduanya kembali ke keadaan semula (fase resolusi). Bila ingin berhubungan lagi atau melakukan variasi, maka dilakukan cooling down. "Jadi, kita bikin grafiknya turun dulu, kemudian naik lagi," ujar Ferryal. Caranya dengan istirahat sambil ngobrol-ngobrol, perabaan, dan ciuman lagi. "Bagi pasangan yang sudah berpengalaman, mereka biasanya tahu bahwa hal ini akan membawa mereka menikmati multiple orgasm. Selain itu, secara psikis juga disukai wanita."

Sesudah cooling down, untuk menaikkan kembali gairah dilakukan tahapan yang sama. "Tapi mungkin agak dipercepat, karena, toh, kedua belah pihak sudah panas." Soal berapa lama proses naiknya lagi, tergantung kedua belah pihak. Jika salah satu sudah mencapai puncak, ya, si pasangan harus bisa menyesuaikan diri. "Biasanya pria yang sudah mahir dapat mengatur istrinya. Artinya, ia bisa mengatur istrinya mau berapa kali mengalami orgasme dan mengatur istrinya agar benar-benar puas."

Teknik cooling down ini bisa dilakukan berkali-kali, tergantung berapa kali si pria bisa bertahan. Sebab, selain mengatur kepuasan istrinya, si pria juga harus mengatur dirinya sendiri. Soalnya, prialah yang biasanya paling cepat naik sedangkan wanita lama. "Jadi, cooling down ini lebih banyak pada pihak pria, sementara si wanita bisa berkali-kali pula mengalami puncak orgasme. Karena pada wanita, begitu ia sudah sampai di puncak orgasme, ia hanya butuh waktu istirahat sebentar dan bisa mencapai orgasme lagi, dan ini bisa berkali-kali."

Bahkan pada beberapa wanita, foreplay dapat menimbulkan orgasme seperti halnya koitus. Berbeda dengan pria, bila sudah mencapai titik puncak, ia butuh waktu lama untuk istirahat sebelum pemanasan lagi, yang disebut masa refrakter. "Sementara itu mungkin si wanita sudah turun lagi, kan? Makanya harus ada kesesuaian. Misalnya, dengan cooling down tadi, tapi hanya pada si prianya saja."

Menurut Ferryal, teknik cooling down ini tak gampang, butuh latihan dan pengalaman. Sebab, si pria berarti harus menahan ejakulasi dan orgasme. Namun jika sudah mahir, menunda orgasme dengan memperlambat ejakulasi sebetulnya dapat memberikan kepuasan yang lebih besar.

LAKUKAN VARIASI

Selanjutnya, agar suami-istri bisa tetap bergairah, Ferryal menganjurkan untuk melakukan hubungan seks secara variatif. "Hal-hal yang monoton dalam hubungan seks kurang efektif. Apalagi kalau rumah tangga mereka sudah berjalan puluhan tahun, maka variasi dalam berhubungan seks mutlak diperlukan." Tanpa variasi, dikhawatirkan pasangan akan tergoda pada WIL/PIL. Sekalipun si WIL/PIL sebetulnya tak lebih cantik/ganteng dari istri/suaminya.

Suasana kamar tidur juga harus diperhatikan. Ciptakanlah suasana yang romantis. Setidaknya sebelum suami pulang sudah dalam keadaan rapi, diberi wewangian. Pendek kata, segala sesuatu yang bisa membangkitkan gairah suami. "Kalau perlu bikin kejutan-kejutan, sehingga ada perubahan dari hal-hal biasanya," nasihat Ferryal.

Yang tak kalah penting, lanjutnya, janganlah sungkan untuk mengungkapkan apa yang disenangi dalam berhubungan. Karena pasangan kita seringkali tak tahu apakah teknik-teknik yang diterapkannya itu kita sukai atau tidak. Jadi, kalau kita merasakan nikmat saat dicium di belakang leher, misalnya, katakanlah. Dengan begitu, pasangan kita jadi tahu, "Oh, di daerah ini dia lebih terangsang dibanding tempat lain."

Sebaliknya, bila ada aktivitas atau teknik yang tak kita sukai, juga harus dikemukakan kepada pasangan. Dengan demikian ia tak akan melakukan hal itu lagi. Pokoknya, tandas Ferryal, "Komunikasi ini penting. Karena keributan dalam hubungan seks biasanya berpangkal dari miskomunikasi."

Nah, sekarang sudah paham, kan!

Indah Mulatsih/nakita