Bugar dan Perkasa di Usia Senja (2)

By nova.id, Kamis, 4 Februari 2010 | 04:43 WIB
Bugar dan Perkasa di Usia Senja 2 (nova.id)

Bugar dan Perkasa di Usia Senja 2 (nova.id)

""

Sindroma metabolik yang dimaksud Anita adalah penyakit degeneratif seperti darah tinggi, kolestorel tinggi, atau kencing manis. "Jika dia mempunyai gejala sindroma metabolik, proses andropause bisa lebih cepat terjadi."

Sementara faktor luar atau eksternal, berasal dari lingkungan. Suasana yang tidak kondusif seperti kebisingan, terlalu sering terpapar sinar matahari, dan polusi yang bisa menyebabkan stres adalah beberapa contohnya.

"Semua faktor tadi bisa mengakibatkan stres secara fisik dan psikis," tambah dokter yang gemar hiking ini. Selain itu, penggunaan bahan kimia yang terdapat dalam produk rumah tangga, pertanian, hingga pabrik pun bisa mempercepat proses andropause pada pria.

Gaya hidup tidak sehat juga ditenggarai dapat mempercepat pria terkena gejala andropause. "Misalnya dia merokok, suka begadang, dan pola makannya tidak benar, bisa lebih cepat terkena andropause."

Oleh sebab itu, gaya hidup sehat memang menjadi kunci utama jika pria ingin memperlambat proses andropause. Dengan mempraktekkan gaya hidup sehat, imbuh Anita, proses penuaan sekaligus proses andropause akan melambat dengan sendirinya.

"Ubah pola hidup menjadi lebih sehat seperti menghindari polutan, memperbaiki lingkungan sekitar, olah raga yang cukup dan seimbang, juga pola makan sehat," tegas Anita. Dengan menjaga tubuh tetap bugar, tentu kualitas hidupnya pun akan meningkat dan gangguan-gangguan yang diakibatkan andropause bisa diperlambat.

Sayangnya, hingga saat ini, masih banyak saja pria yang salah mengerti, dan menganggap obat-obatan seperti viagra bisa membantu mengatasi andropause.

Padahal, Anita menandaskan, obat-obatan semacam itu adalah sexotonic dan tidak boleh diminum sembarangan, karena ada efek sampingnya. Lebih baik, lanjutnya, berkonsultasi langsung dengan androlog agar permasalahannya bisa langsung teratasi.

Oleh sebab itu, Anita menyarankan agar perempuan sebagai pasangannya menghadapi pria yang mengalami proses andropause, dengan kepala dingin. "Tak perlu bertanya-tanya atau cerewet, cukup amati saja. Apakah dia sudah mulai sakit-sakitan? Jika pasangannya ikut mengeluh, apalagi soal seksual, sebaiknya dibicarakan berdua." Jika tak bisa mengatasi sendiri, sekali lagi Anita menyarankan untuk berkonsultasi ke ahlinya atau androlog.

Lantas, pengobatan macam apa yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah andropause ini? Selain dengan memperbaiki gaya hidup, teknologi pengobatan seperti terapi sindroma metabolik dan sulih hormon bisa digunakan untuk mengatasinya. "Terapi sindroma metabolik itu, misalnya jika dia mengidap darah tinggi, ya diobati dulu darah tingginya, begitu juga dengan penyakit lainnya," papar Anita.

Terapi sulih hormon dilakukan dengan memberikan hormon testosteron (bisa lewat tablet, suntikan, koyo, sampai implan) dan harus dilakukan di bawah pengawasan dokter. Terapi ini harus dilakukan dengan hati-hati karena dikhawatirkan bisa memancing penyakit lain pada pria, seperti kanker prostat. "Sebelum terapi sulih hormon, pasien harus diperiksa dulu secara menyeluruh," ucap Anita.

Astrid Isnawati