Gairah Pudar Akibat Terlalu Lelah (1)

By nova.id, Sabtu, 19 Desember 2009 | 17:40 WIB
Gairah Pudar Akibat Terlalu Lelah 1 (nova.id)

Gairah Pudar Akibat Terlalu Lelah 1 (nova.id)

"Foto: Dok. NOVA "

Kini semakin banyak saja pasangan suami-istri bekerja. Macam-macam alasannya. Demi menunjang ekonomi, keluarga, kepuasan batin wanita, juga alasan emansipasi. Tapi yang banyak terjadi, untuk banyak pasangan (terutama pasangan muda), suami-istri (terutama pasangan muda), suami-istri bekerja agaknya sudah menjadi kesepakatan bersama sehubungan dengan masalah yang menyangkut keuangan keluarga.

"Habis, kalau cuma Mas Adi yang kerja, kami tak akan pernah berhasil mengumpulkan uang untuk membeli rumah. Masak, sih, seumur-umur mau ngontrak terus? Tinggal di rumah mertua pun nggak bakalan lebih enak jika dibanding dirumah milik sendiri," kata Rika, karyawati yang sejak dua tahun silam berstatus sebagai Ny. Adi.

MEMPENGARUHI KEHIDUPAN SEKSDari segi ekonomi pasangan bekerja memang menjadi pilihan yang tepat. Hanya saja, seperti diisyaratkan para penasehat perkawinan, "Suami-istri bekerja harus pula memperhatikan keharmonisan hubungan mereka sebagai dua individu yang saling terikat dalam perkawinan. Kalau tidak, bisa-bisa perkawinan mereka terancam bubar."

Hal itu, kata ahli, mulai terlihat dari berbagai penelitian yang dilakukan terhadap pasangan bekerja. "Sedikit banyak, cukup mempengaruhi kehidupan sesk mereka." Terutama, menurut hasil survei di AS, pasangan muda yang sama-sama sedang meniti karie dan masing-masing memiliki ambisi besar.

"Punya ambisi atau gol tertentu dalam hidup, memang tidak salah. Yang salah adalah jika kemudian masing-masing sibuk hingga akhirnya melupakan tujuan utama perkawinan mereka, yaitu saling berbagi dan membangun kehidupan bersama." Akan percuma jadinya, jika pasangan yang sibuk mengejar karier dan mencapai sukses, tapi tak harmonis dalam perkawinan. "Masing-masing pihak seperti jalan sendiri-sendiri dan di rumah mereka bagaikan dua orang yang tak saling mengenal dengan baik.

Itu juga yang terjadi pada pasangan Tini dan Riko (keduanya nama samaran). "Waktu pacaran, rasanya kangen berat kalau nggak ketemu atau dengar suara Mas Riko sehari saja," cerita Tini. Setelah menikah, lanjutnya, "Kami sama-sama tenggelam dalam kesibukan masing-masing. Apalagi Mas Riko sering harus berpergian ke luar kota atau ke luar negeri. Lama-lama saya merasa seperti waktu masa lajang saja."

Gara-gara Riko sering bepergian itulah, Tini bekerja untuk, mencari kesibukan. Tahunya, wanita cerdas ini segera melonjak kariernya dan mendapat kepercayaan besar yang berarti menyita hampir besar waktunya. "Begitulah, kami jadi saling asing. Habis, sudah terbiasa sibuk sendiri-sendiri. Untunglah saya segara sadar keadaan seperti ini tak bisa didiamkan berlarut-larut. Akhirnya saya mengalah, kerja paruh waktu saja."

BISA IMPOTENHal seperti itu bukan tak mungkin dapat terjadi. Seperti kita ketahui, bekerja di kantor atau di mana saja, pastilah menimbulkan tekanan atau stres tertentu. Terlebih jika suami atau istri bekerja kelewat keras untuk memenuhi ambisinya. Ingin cara naik pangkat sehingga memperoleh gaji semakin besar, misalnya, sementara untuk meraih itu ia harus bersaing ketat dengan karyawan lain.

Mau tak mau, semua tenaga dan pikiranya akan tercurah ke pekerjaan. Dan pelan namun pasti, kehidupan perkawinannya mulai terganggu alias tidak seimbang lagi porsinya. Seorang ahli berujar, pria pekerja keras, penuh ambisi, dan harus ketat bersaing dengan rekan lainnya. "Tubuhnya akan lebih banyak menghasilkana hormon prolaktin yang sedikit banyak berpengaruh pada masalah impotensi." Tapi ironisnya, semakin sukses seorang pria, semakin tinggi pula hasratnya untuk menarik hati wanita. "Sementara itu, kondisi daya seksnya tak sehebat hasratnya."

Hal ini berlaku juga bagi perempuan yang bekerja kelewat keras dan terlalu sibuk, bisa menjadi frigid alias dingin terhadap pria. Hanya saja, kita harus arif membedakan antara hilangnya atau berkurangnya lobido dengan kemampuan untuk mencapai orgasme." Hilangnya libido, kata ahli, lebih berkaitan dengan masalah ketelitian karena bekerja terlalu jeras. "Sedangkan soal bisa atau tidaknya mencapai orgasme, lebih berhubungan dengan masalah teknik dan bisa diatasi dengan konsultasi pada ahli."

Dok. NOVA