Awass, Bahaya Demam Berdarah

By nova.id, Minggu, 5 September 2010 | 17:03 WIB
Awass Bahaya Demam Berdarah (nova.id)

Gejala awal yang khas adalah panas tinggi. Meski tak muncul tanda-tanda perdarahan, sebaiknya segera bawa ke dokter.

Sudah dua hari ini Rio (4) panas tinggi. "Ah. biasa, kok, entar juga turun sendiri," ujar sang ibu. Ternyata, pada hari ketiga, Rio tampak semakin lemas. Setelah dibawa ke dokter, dan berdasarkan pemeriksaan darah, ternyata Rio terkena demam berdarah dengue (DBD). Jadi, langkah tepat bila Bapak dan Ibu selalu waspada.

"Demam berdarah dengue memang peak-nya pada musim hujan, mulai bulan September sampai akhir Maret," tegas Dr. Aman B. Pulungan, SpA. dari RSIA Hermina Jatinegara. Tetapi, bukan tidak mungkin penyakit ini muncul di bulan-bulan lainnya. Karena itu, jangan sekali-kali menyepelekan demam si kecil, karena hal tersebut merupakan gejala paling khas dan pertama kali muncul dari DBD.

 KEBOCORAN PEMBULUH DARAH

DBD bukanlah penyakit baru, karena sudah ditemukan sejak tahun 1953 di wilayah Manila, Filipina. Penyakit ini banyak terjadi di daerah beriklim tropis dan subtropis. DBD yang tergolong penyakit menular ini disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan lewat vektor infektif (perantara) nyamuk. "Yang paling umum di Indonesia adalah nyamuk Aedes aegypti, meski ada juga beberapa jenis nyamuk yang lain," ujar Aman. Virus dengue ini masuk ke pembuluh darah dan menyerang dinding pembuluh darah. "Di dalam tubuh terjadi reaksi yang kompleks, sehingga kemudian terjadi kebocoran pembuluh darah," ujar Aman. Salah satu manifestasi penyakit DBD adalah terjadi perdarahan karena terjadinya kebocoran pembuluh darah tadi. Perdarahan ini bisa dari yang paling ringan, seperti bercak di kulit, sampai perdarahan ginjal, perdarahan paru, saluran cerna, sampai ke perdarahan otak. Ada 4 tipe DBD, yakni tipe 1 sampai 4. Keempat tipe ini disebabkan oleh jenis virus dengue yang berbeda, yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4. "Biasanya yang berat adalah demam berdarah tipe 3." Perlu diketahui, masa inkubasi virus dengue pada nyamuk antara 8 sampai 10 hari. Di dalam tubuh, masa inkubasinya bervariasi antara 4 sampai 6 hari, sebelum kemudian terjadi viremia (virus infektif dalam tubuh), yang berlangsung sekitar 5 sampai 7 hari. "Pada saat tubuh dalam keadaan viremia inilah bisa terjadi penularan."

Penularannya sendiri berlangsung dengan cepat. Bila seseorang, baik anak maupun dewasa, yang darahnya mengandung virus dengue digigit oleh nyamuk Aedes aegypti. Kemudian setelah satu minggu nyamuk itu menggigit seseorang, maka orang itu akan tertular DBD. Umumnya gigitan nyamuk Aedes aegypti ini berlangsung pagi dan sore hari, yaitu antara pukul 08.00-12.00 dan 15.00-17.00.

Kendati demikian, tak semua anak yang digigit nyamuk Aedes aegypti akan tertular DBD. Mungkin karena daya tahan tubuh orang itu cukup kuat sehingga tak sampai menimbulkan DBD. "Mungkin saja orang tergigit, terjadi infeksi dalam tubuh, tetapi tidak terjadi manifestasi penyakit. Bisa saja orang yang tergigit tidak terkena, tetapi bisa menularkan. Penyakit apapun, kan, memang dipengaruhi oleh daya tahan tubuh."

GEJALA PENTING

Gejala terpenting DBD yang patut Anda waspadai adalah panas tinggi selama 2 sampai 7 hari, yang tidak diketahui sebabnya. Kemudian, ada tanda perdarahan, dari yang paling ringan seperti perdarahan di dalam kulit, sampai perdarahan yang paling berat. Pembesaran hati dan syok (renjatan) merupakan dua gejala penting lainnya yang sering ditemui pada kasus yang sudah parah. Karena itu, DBD dibagi ke dalam 4 derajat, yaitu derajat 1 hanya berupa demam dengan tanda perdarahan, misalnya di kulit.

Pada derajat 2, sudah terjadi perdarahan spontan, misalnya mimisan. Derajat 3 merupakan awal terjadinya syok (renjatan), penderita mulai gelisah. "Pada derajat 4, penderita sudah syok berat," ujar Aman. Bintik-bintik merah akibat DBD dapat dengan mudah dibedakan dengan bintik-bintik merah akibat gigitan nyamuk biasa. Caranya regangkan kulit yang ada bintik-bintiknya. Jika bintiknya hilang berarti gigitan nyamuk. Jika tidak menghilang berarti bintik-bintik itu akibat perdarahan DBD. Kemudian, berdasarkan data yang ada, semua gejala ikutan juga ditemukan pada penderita DBD.

"Karena itu, kadang-kadang sering kebobolan. Misalnya, ditemukan juga nyeri perut pada 75 persen kasus dan nyeri kepala pada 25 persen kasus. Bisa juga disertai dengan muntah, mual disertai nyeri otot, bahkan diare, batuk, dan pilek. Tetapi yang jelas, gejala awalnya harus ada panas tinggi."

Yang jelas, pada pasien DBD terjadi penurunan trombosit dan peningkatan hematocrit (konsentrasi darah). Jumlah trombosit normal berkisar antara 150-400 ribu. Sedangkan, jumlah normal hematrocit adalah di bawah 40, dan sudah harus diwaspadai bila terdapat kenaikan sebesar 20 persen. "Karena itu harus dilakukan pemeriksaan laboratorium untuk mengetahuinya. Jika konsentrasi darah meningkat, berarti kemungkinan terjadi kebocoran plasma bertambah tinggi." Jika terjadi peningkatan hematocrit lebih dari 25 persen, mau tak mau penderita harus diinfus.