Tak Usah Cemas Kebiasaan Mengisap Jari

By nova.id, Selasa, 24 Agustus 2010 | 17:38 WIB
Tak Usah Cemas Kebiasaan Mengisap Jari (nova.id)

BERHENTI SENDIRI

Menurut Betty, orang tua sebenarnya tak perlu terlalu cemas, karena kebiasaan mengisap jari akan berhenti dengan sendirinya. Namun dengan catatan, asalkan si bayi tumbuh dalam lingkungan yang menyenangkan. "Jadi bayi tak perlu dipaksa untuk berhenti mengisap jari, apalagi sampai jarinya ditarik dari mulutnya. Justru kalau dipaksakan, ia akan lebih frustrasi dan malah akan lebih giat mengisap jari demi mengatasi rasa frustrasinya." Lebih baik, saran Betty, biarkan dulu.

"Orang tua perlu memberi toleransi agar bayi dapat memenuhi kebutuhan mengisapnya." Toh, nantinya kebiasaan itu akan berhenti sendiri. Lagi pula, seperti telah dijelaskan di atas, mengisap jari merupakan pertanda si bayi sehat dan normal. Juga, merupakan salah satu kebutuhan bayi dari lahir sampai usia 3 bulan. Jadi, wajar saja. Bahkan, kata Betty, sampai usia 7 bulan pun, kebiasaan mengisap jari pada bayi masih dianggap wajar. Lain halnya bila setelah usia 7 bulan bayi masih saja meneruskan kebiasaannya mengisap jari. "Orang tua sebaiknya mencari tahu penyebabnya," saran Betty.

Mungkin bayi termasuk tipe yang memerlukan waktu lebih lama untuk menyusu. Jadi, cobalah perpanjang waktu menyusuinya. Toh, dia tak akan kekenyangan. Bukankah payudara sebenarnya sudah kosong? Tapi bila cara tersebut tak juga menyelesaikan masalah, bahkan frekuensi mengisapnya malah jadi semakin sering, maka orang tua kembali harus mencari penyebabnya. "Bisa jadi bayi mencari pengganti sesuatu, lalu dia mendapatkan jempolnya sebagai benda penghiburnya. Bukankah jari merupakan benda yang paling dekat dengannya?"

Jika bayi memperoleh rasa nyaman dari jempolnya, lanjut Betty, bisa jadi dia mengalami rasa jemu, frustrasi, atau malah kecapekan. "Kasusnya hampir sama dengan bayi-bayi yang mencari rasa aman dari benda-benda di sekelilingnya, seperti selimut, bantal atau boneka." Walau begitu, ingat Betty, tetap saja orang tua tak boleh memaksakan bayi untuk langsung menghentikan kebiasaannya. "Cobalah dengan mengalihkan perhatiannya pada kegiatan lain yang menarik dia. Misalnya, ciptakan permainan dengan tangan atau jari, seperti bermain tepuk tangan. Tentunya, permainan ini harus berkesan baginya."

Bisa juga dengan memberikan mainan kesenangannya atau ganti dengan mainan yang khusus untuk digigit. Namun jangan lupa, pastikan mainan tersebut aman dan bersih. Bila semua cara tersebut ternyata tetap tak membuahkan hasil, menurut Betty, orang tua sebenarnya juga tak perlu terlalu cemas selama tumbuh kembangnya normal.

Jadi, meski bayi memiliki kebiasaan mengisap jari namun dia masih suka bermain dan ceria, ya, tak apa-apa. Tapi kalau dia mulai melamun dan sepanjang hari kegiatannya cuma mengisap jari, barulah orang tua boleh khawatir. Konsultasi dengan ahlinya merupakan alternatif yang terbaik bila orang tua tak jua bisa menemukan penyebabnya maupun mengatasinya. Nah, sudah paham, kan! 

Faras Handayani/nakita