Menanamkan Kebiasaan Makan Yang Baik

By nova.id, Kamis, 15 Juli 2010 | 17:09 WIB
Menanamkan Kebiasaan Makan Yang Baik (nova.id)

Kemudian, setelah si bayi mempunyai gigi, Shinto minta agar diperkenalkan dengan beragam makanan dengan berbagai rasa. "Dari sini bayi belajar untuk mengecap variasi rasa makanan, entah itu asin, manis, tawar, ataupun gurih."

MEDIA PENANAMAN NILAI

Acara pemberian makan juga bisa menjadi media untuk bayi belajar sesuatu. Hal ini bisa dilakukan sejak si bayi mulai menyusu ASI. Misalnya, ibu menerangkan apa yang tengah dimakan si bayi. Caranya yang paling gampang tentulah dengan mengajak si bayi berkomunikasi saat ibu memberinya makan.

Untuk bayi yang belum bisa duduk, lebih baik pemberian makan dilakukan dengan cara digendong daripada si bayi ditidurkan dengan kepala disanggah bantal. Selain menghindarkan si bayi dari kemungkinan tersedak, juga akan mempererat kedekatan ibu dan anak. Nah, pada saat itu, "Tataplah mata si bayi lalu katakan, 'Ini pisang,' misalnya," ujar Shinto. "Percakapan ini secara tak langsung bisa menambah kecerdasan si bayi," lanjutnya.

Selain itu, tambah Shinto, acara pemberian makan juga bisa dimanfaatkan orang tua untuk mengajarkan nilai-nilai. Misalnya, orang tua mengatakan, "Kalau makan harus dihabiskan," berarti orang tua secara tak langsung sudah menanamkan nilai menghargai makanan pada anak.

Setelah si bayi sudah bisa duduk, anjur Shinto, berilah kepercayaan untuk belajar makan sendiri. "Orang tua bisa mendudukkan si bayi di kursi makan khusus, lalu beri ia sendok sendiri agar ia belajar memasukkan makanan ke dalam mulutnya. Namun sementara itu orang tua pun harus tetap menyuapi si bayi agar ia bisa mendapat contoh yang benar." Hal ini penting agar kelak si bayi bisa menyuap sendiri dan akhirnya bisa makan sendiri dengan benar.

Sebaiknya si bayi didudukkan di hadapan meja makan untuk melatihnya terbiasa makan di meja. Setelah si bayi lebih besar lagi, misalnya mulai usia setahun, ajaklah ia makan bersama orang tua di meja makan. "Namun orang tua harus sabar, karena si bayi pasti membutuhkan waktu agak lama untuk menghabiskan makanannya. Toh, ini demi kebaikan si bayi agar ia terbiasa untuk makan di meja makan," kata Shinto.

Agar latihan makan ini efektif, saran Shinto, orang tua sebaiknya juga memberikan fasilitas khusus pada si bayi. Misalnya, piring dan gelas anti pecah serta sendok khusus untuk bayi. Selain itu, orang tua juga harus siap berkorban. Maksudnya, tak apa-apa meja makan berantakan dan kotor asalkan si bayi nantinya bisa makan sendiri dan punya kebiasaan makan yang baik.

Lebih baik bersusah-susah sekarang daripada nanti setelah si bayi besar. Bukan begitu, Bu-Pak?

Faras Handayani/nakita