Kala Sakit Anak jadi Lebih Tergantung

By nova.id, Senin, 28 Juni 2010 | 17:26 WIB
Kala Sakit Anak Jadi Lebih Tergantung (nova.id)

Cemas dan panik, begitu biasanya reaksi orang tua. Namun tak jarang pula orang tua jadi kesal dan marah lantaran si anak begitu rewel. Serba salah, ya?

Orang tua biasanya mudah cemas kala anaknya sakit. Terlebih anak kecil belum mengerti apa itu sakit. Dia belum dapat sepenuhnya mengungkapkan apa yang dirasakannya. Yang ia tahu, ada sesuatu yang tak enak atau tak nyaman pada dirinya.

Umumnya gejala sakit yang paling sering tampak pada batita ialah batuk, pilek, dan badan panas. Namun seringkali pula si anak tak menunjukkan gejala tersebut. Orang tua baru tahu anaknya sakit setelah melihat ada perubahan perilaku yang sangat berarti pada diri si anak. Misalnya, anak yang biasanya ceria, berubah menjadi pendiam dan murung. Atau yang semula begitu doyan makan lalu berubah jadi tak mau makan.

Itu sebabnya orang tua harus senantiasa peka dan tanggap terhadap setiap perubahan yang terjadi pada si kecil. Lalu tanyakan kepada si anak, misalnya, "Ade kenapa? Kok, hari ini makannya sedikit sekali. Ada yang enggak enak di mulut? Coba sini Bunda lihat mulutnya."

LEBIH TERGANTUNG

"Umumnya anak yang sakit akan menjadi rewel dan agak manja," ujar Dra. Puji Lestari Prianto, MPsi. Hal ini wajar saja lantaran kondisi tubuhnya yang lemah. Di samping secara psikis, rasa ketergantungannya menjadi lebih tinggi dibanding anak yang sehat. "Anak ingin merasakan kedekatan yang lebih dari biasanya. Rasa ketergantungan ini dikarenakan rasa cemas pada diri anak dan juga rasa tak nyaman karena sakitnya," jelas staf pengajar di Fakultas Psikologi UI ini. Bahkan, ada anak sakit yang selalu ingin di pangkuan ibunya seperti bayi, ada yang kalau tidur harus selalu ditemani, dan sebagainya.

Apa pun juga perilaku anak sakit, saran Puji, orang tua harus sabar menghadapinya. Bagaimanapun, anak yang sakit kebutuhannya lebih besar dibanding anak sehat. Anak harus selalu didampingi. "Jadi, kalau anak rewel bukannya didiamkan atau orang tua malah menjadi marah. Selalulah berada di sampingnya, tanyakan apa yang dirasakan anak." Sikap orang tua yang lembut, lanjut Puji, akan membuat anak tenang. Orang tua juga bisa mengurangi rasa cemas si anak dengan mengajaknya bermain atau mendekapnya.

Pendek kata, orang tua harus berusaha menciptakan suasana aman pada diri anak. Dengan demikian anak merasa ada perlindungan karena ia dijaga dan diperhatikan, tak ditinggal-tinggal, selalu ada yang menemani. "Nah, si anak jadi merasa aman dari lingkungannya. Ia juga tak merasa bosan karena selalu ada yang menemani, tak sendirian."

Memang, diakui Puji, biasanya orang tua, khususnya ibu, justru lebih cemas dan takut kala anaknya sakit. "Mungkin kalau sakitnya sekadar batuk pilek saja, sudah biasa. Tapi kalau disertai panas yang enggak turun-turun atau penyakitnya berbahaya, tentu orang tua takut penyakit anaknya akan bertambah parah."

Kepanikan ibu menghadapi anak sakit, menurut Puji, tergantung dari kepribadiannya. "Ada ibu yang bisa menutupi kecemasannya dengan bersikap tenang." Namun ada pula yang menunjukkan rasa paniknya, sampai-sampai ia tak bisa berbuat apa-apa dan justru kebingungan sendiri. "Karena itu harus ada yang bisa menenangkan atau membantu sang ibu juga. Entah suami, saudara atau pembantu."

Puji dapat memahami kecemasan para ibu menghadapi anak sakit. Namun begitu, anjurnya, ibu harus berusaha untuk bersikap tenang dan memberikan perhatian lebih pada si anak. "Apa pun yang akan terjadi, orang tua harus lebih siap menghadapi anak yang sakit."

Untuk itu orang tua perlu membekali diri dengan berbagai buku mengenai kesehatan. Dengan demikian, orang tua punya pengetahuan, terutama pertolongan pertama yang harus dilakukan bila menghadapi anak sakit. Apalagi bila hal itu terjadinya pada hari libur di mana dokter tak praktek. "Nah, dengan orang tua mengetahui tindakan apa yang harus dilakukannya, maka si anak bisa segera diberi pertolongan pertama. Entah itu memberikan obat penurun panas yang tersedia atau obat-obatan tradisional seperti bawang merah, minyak kayu putih, dan sebagainya. Yang penting, jangan sampai penyakit anak tambah parah semisal kejang. Nah, setelah itu, minta bantuan dokter."