Memperkenalkan Uang Kepada Si Kecil (2)

By nova.id, Rabu, 12 Mei 2010 | 05:59 WIB
Memperkenalkan Uang Kepada Si Kecil 2 (nova.id)

Memperkenalkan Uang Kepada Si Kecil 2 (nova.id)

""

Tentu saja untuk itu anak perlu memiliki uang sendiri. Triatri melihat, mulai usia 3 tahun, anak sudah bisa diberikan uang saku. Soal berapa besar jumlahnya, tergantung kondisi keuangan orang tua dan kebutuhan anak. "Untuk anak usia prasekolah, jumlah nominalnya tak perlu besar." Karena yang terpenting ialah pemberiannya tetap dan teratur.

Dengan demikian anak jadi punya kesempatan untuk mengatur pengeluarannya dan merencanakan memilih barang yang diinginkannya dan memang penting. Ia pun belajar "hidup" sesuai dengan "penghasilan"nya dan memupuk kebiasaan menabung untuk membeli sesuatu yang lebih mahal. "Pengelolaan ini menjadi tanggung jawab anak sepenuhnya. Tentu saja dengan bimbingan orang tua."

Tapi, uang saku ini, kata Triatri, jangan disamakan dengan uang jajan. Tujuan pemberian uang saku bukanlah untuk jajan, melainkan agar anak dapat menabung dan mengelola uangnya. Jika orang tua memberikan uang pada anak balita dan mengatakan itu adalah uang jajan, seolah-olah anak bebas membelanjakannya untuk jajan sehingga ia bisa salah mengelola uang. Penggunaan istilah uang jajan, menurutnya, lebih baik diperkenalkan bila anak sudah duduk di kelas III atau IV SD. "Kasihan juga kalau anak tak pernah jajan. Apalagi kalau ia melihat temannya banyak yang jajan. Tapi yang penting diberi tahu dulu berapa uang jajan yang dijatahkan padanya dan bagaimana memilih jajanan yang bersih."

Orang tua, lanjutnya, juga jangan selalu memberi uang menurut permintaan anak. Bisa-bisa, si anak selalu bergantung pada keinginannya dan tak bisa mengatur pengeluarannya karena ia tak tahu berapa jumlah uang yang bisa ia perhitungkan.

JADI CONTOH

Satu hal diingatkan Triatri, orang tua hendaknya menjadi contoh bagi anak. Jika Anda selalu meletakkan uang sembarangan, misalnya, atau uang jatuh dibiarkan saja karena nominalnya kecil, maka lama-kelamaan anak akan berpikir, mencari uang itu mudah dan uang layaknya barang tak berharga. "Anak jadi tak menghargai uang karena orang tua tak pernah menunjukkan bagaimana cara menghargainya."

Begitupun bila orang tua menggunakan uang secara destruktif seperti menghambur-hamburkan uang atau gaya hidupnya lebih besar pasak daripada tiang. "Jika kita tak pernah menunjukkan pada anak bahwa uang harus digunakan sebagaimana mestinya, dengan sendirinya anak akan mudah melakukan apa saja terhadap uang."

Hati-hati, lo, kebiasaan ini bisa menular pada anak. Soalnya, anak selalu menjadikan orang tuanya sebagai role model atau contoh. Jadi, kalau suatu ketika Anda mendapatkan si kecil begitu boros, jangan ngomel! Karena ia pastilah mencontoh Anda.

Yang Penting Diperhatikan

* Anda harus sabar bila anak kelihatannya lambat atau kurang mengerti tentang uang. Misalnya ia salah menghitung atau menilai uang nominal maupun melakukan pembayaran, janganlah dimarahi atau menuduhnya ceroboh. Justru dari kesalahan itu ia belajar agar tak mengulanginya lagi di lain hari.

* Anda harus jujur pada diri sendiri dan anak. Bila keuangan keluarga memang tak memungkinkan untuk membeli sesuatu yang diinginkan anak, jangan bohongi ia dengan janji-janji. Lebih baik ajari ia menabung dari uang sakunya.

* Anda harus disiplin dalam mengajari si kecil mengelola uang sakunya. Misalnya ia ingin membeli sesuatu sementara uang sakunya tak cukup, janganlah tergoda untuk menambahkan uang sakunya. Minta ia bersabar dengan menabung sampai jumlahnya terjangkau untuk membeli barang tersebut.

* Anda sebaiknya tak terlalu ketat menerapkan jumlah uang saku. Jika keuangan keluarga membaik, tak ada salahnya uang saku si kecil ditambah. Dengan jumlah uang yang bertambah, lama-lama ia akan makin terampil mengelolanya. Tentu di bawah bimbingan Anda.

* Jangan lupa memuji anak bila ia berhasil membeli sesuatu yang diinginkannya dari usahanya menabung atau jumlah tabungannya meningkat pesat di akhir bulan. Bimbingan dengan kasih sayang sangat membantu dalam proses pembelajaran.

* Hindari kritikan tajam. Misalnya, "Salah kamu, kenapa kamu nggak menuruti kata-kata Ibu. Jadi, uangmu sekarang cuma segitu." Atau, "Tuh, kan, apa Ibu bilang. Coba kalau kamu nggak boros, pasti sekarang kamu sudah bisa beli mainan itu."

* Bimbingan Anda sangat diperlukan untuk membantu si kecil mengarahkan dirinya sendiri, mencari tahu apa sebenarnya yang diingininya, dan bagaimana memilih barang yang benar serta bermanfaat, dengan menganjurkan ia mencari jawaban dan pemecahannya sendiri. Menyarankan lebih baik daripada memerintah anak melakukan ini-itu.

Santi Hartono/nakita