Aih, Kenapa, Sih, Si Upik Susah Makan

By nova.id, Selasa, 13 April 2010 | 17:46 WIB
Aih Kenapa Sih Si Upik Susah Makan (nova.id)

Tanamkan terus disiplin dengan memperhatikan keterbatasan-keterbatasan anak," tukas lulusan Fakultas Psikologi Universitas Padjajaran Bandung ini.

Mengharapnya makan dengan baik dan benar, juga tak realistis. Misalnya, ia harus minum tanpa tumpah. "Pegang gelas, saja, belum sempurna. Beri ia sedotan untuk memudahkannya. Pelan-pelan, ajarkan cara memegang gelas. Yakinlah, lama-lama, akan tumbuh rasa percaya dirinya sehingga ia berani mencoba memegang gelas." Tidak sesulit yang kita bayangkan, bukan?

Makan Di Meja

Anak usia batita sudah harus mulai diperkenalkan makan di meja makan. Soalnya, yang sering terjadi, orang tua rela menggendong atau mengejar anak ke sana-sini karena tak sabar, ingin anak makan banyak, cepat, dan baju si anak tetap bersih.

Memang ia tak akan bisa duduk manis di meja makan lebih dari sekian menit. Maklum, perhatiannya masih amat gampang terpecah. Karena itu, tak ada salahnya menaruh mainannya di meja. Sediakan pula kursi makan yang sesuai untuk ukurannya dengan warna menarik. Dekatkan kursi itu ke meja sehingga ia tak mengalami kesulitan kala makan bersama orang tuanya.

Bila ia jalan-jalan, orang tua hendaknya tak ikut beranjak dan mengikutinya. "Itu tak mendidik!" tukas Astrid. "Ia harus diajarkan, makan harus di meja makan. Jadi bila ia pergi dari meja makan, berarti tak ada makanan."

Kalau ia terus berontak dan menolak makan di meja makan, jangan pernah lelah mengajarinya. "Lama-lama ia akan terbiasa. Apalagi makan itu, kan, kebutuhan biologis. Ia pasti butuh makan."

Jangan pula marah karena makanannya berantakan dan mengotori meja. Lebih baik bantu dia. Misalnya, beri nasi dengan porsi secukupnya, potong kecil-kecil lauknya. Berikan pula perlengkapan makan yang sesuai untuk usianya.

Ia juga perlu belajar tanggung jawab dalam arti harus menghabiskan makanannya. Karena itu, beri porsi secukupnya. Toh, kalau ia masih lapar, ia akan minta tambah.

Kebiasaan yang ditanamkan secara konsisten dan teratur, kata Astrid, akan membentuk perilaku yang baik. Termasuk dalam hal makan. "Yang penting, lakukan dengan rileks, tanpa paksaan."

Hindari Kebiasaan Jajan

Salah satu sebab anak sulit makan ialah keseringan jajan. "Sebaiknya jajan diperkenalkan kala pola makannya sudah terbetuk, yaitu di usia 4-5 tahun sehingga jajan tak menjadi kebiasaan dan tak menganggu makan utamanya," ujar Astrid

Anak doyan ngemil, sebetulnya karena "kesalahan" kita juga. Bukankah ia tak akan tahu jika tak diajari? Iklan di teve, bisa saja menggoda. "Tapi kalau ia tak kenal atau diperkenalkan pada rasa makanan yang diiklankan, dia tak akan minta. Jadi, kendali tetap pada orang tua."

Jika ia sudah terlanjur suka jajan, kendali tetap ada pada orang tua. "Atur jajanannya. Sehari hanya boleh satu, misalnya. Karena kita, kan, kadang tak bisa mencegah anggota keluarga lain memberi hadiah pada si kecil. Entah neneknya datang membawa oleh-oleh cokelat atau tantenya membelikan es krim." Ajarkan pada anak, ia hanya boleh oleh-oleh tadi sesudah makan nasi dan sedikit-sedikit. Katakan, "Sepotong dulu, ya. Sisanya Mama simpan buat besok" Tunjukkan bahwa makanan itu haknya dan kita tak akan ikut makan tapi hanya membantu menyimpan.

Dengan mengatur jajan anak, pola makannya akan terbentuk dan ia pun jadi tak rakus. "Biar saja ia menangis kalau tak dibelikan. Kita harus tetap tegas. Ia perlu tahu, jika ibunya mengatakan tidak, ya, berarti tidak. Soalnya, kalau kita lemah dan mengalah, ia akan menjadikan tangisannya sebagai senjata."

Orang tua pun harus mengatur makanan yang masuk ke perut anak. Mendekati waktu makan makanan utama tiba, misalnya, hindari memberi anak makanan ringan/selingan (tentu saja yang bergizi) yang mengenyangkan atau kue-kue manis. "Kalau dia masih kenyang, dipaksa bagaimana pun, anak tak akan mau makan!"

Indah Mulatsih