7 Kiat Mengajar Anak Hemat

By nova.id, Jumat, 4 Juni 2010 | 17:10 WIB
7 Kiat Mengajar Anak Hemat (nova.id)

Anak zaman sekarang jelas berbeda dengan anak produk masa lalu. Jadi, tak perlulah mendongeng panjang lebar tentang bagaimana cara Andamenghemat uang saat masa kecil. Yang lebih penting, beri dan tunjukkan pelajaran soal uang dalam kehidupan sehari-hari yang nyata secara konsisten dengan contoh-contoh yang baik.

Itu berarti Anda harus memberi contoh yang baik. Tidak mudah tergiur memborong barang karena sedang "obral", tak jajan melulu, dansebagainya. Bagaimana anak mau diajar hemat dan menghargai uang jikaibu atau ayahnya ternyata suka foya-foya? Anak, seperti sudah seringkali Anda baca dan lihat, belajar dan menyontoh perilaku orang terdekatnya, yaitu orang tuanya.

4. Lebih Cepat, Lebih Baik

Didik sedini mungkin tentang perbedaan antara kebutuhan dan keinginan. Kebutuhan anak-anak usia 4 - 12 tahun punya pengaruh langsung dalam rencana belanja orang tua. Entah itu makanan, pakaian, seragam dan keperluan sekolah, serta lainnya. Nah, sejak awal, tanamkan pada anak, orang tua mendapatkan barang-barang tersebut lewat bekerja dan menabung. Tidak asal beli saja.

Dengan cara seperti ini, anak jadi belajar, ia harus mengeluarkan usaha (bekerja) untuk mendapatkan uang yang bisa dipakai membeli barang. Nah, karena sudah lelah bekerja, sayang jika uang dihambur-hamburkan begitu saja. Lewat pembelajaran ini pula, anak jadi punya rasa percaya diri untuk mengatakan "Tidak" terhadap godaan yang datang (termasuk soal narkoba) dan tak jadi anak yang jadi korban mode.

5. Ambil Keputusan

Biasakan anak mengambil keputusan atas masalah keuangan sedini mungkin. Di dalam banyak keluarga, uang saku hanya merupakan cara "memindahkan" uang tunai untuk menghindari memberi uang setiap hari.Padahal, bukan itu tujuan utama memberi uang saku. Justru di situ Anda diharapkan mengajarkan anak mengelola uangnya dengan baik. Beritahu anak cara mengatur uang sakunya.

Pada masa-masa awal, Anda harus terus melibatkan diri sampai si kecil bisa mengelolanya sendiri. Minta ia memilah dan memilih, seberapa banyak yang diperlukan untuk uang makan, transpor, untuk beli mainan, dan lainnya. Ajarkan pula, jika ia bisa hemat, tentu akan ada uang sisa yang bisa ditabung dan pada saatnya boleh dibelikan apa saja, sesuai keinginan anak dan juga disumbangkan pada yang memerlukan.

Berapa besar uang saku yang diberikan, tentu saja bergantung banyak hal. Misalnya, usia anak, apakah ia hanya perlu uang saku untuk makan karena pulang-pergi sekolah diantar, dan sebagainya. Yang jelas, jangan beri uang berlebihan. Ini sama sekali tak mendidik anak untuk hemat.

6. Buka Rekening

Beri anak motivasi untuk menyimpan uang! Banyak, kok, bank yang mmberi fasilitas yang ditujukan untuk anak-anak. bukakan rekening tabungan buat anak dan beri sejumlah uang sebagai "modal" pertama. Biasakan anak menggunakan jasa bank dengan segala fasilitasnya.

7. Kerja Sambilan

Kalau anak sudah cukup umur, tak ada salahnya mendorongnya mencari "pekerjaan" sebagai pengalaman saat ia mengisi waktu liburnya. Dengan cara ini, anak akan tahu, bagaimana rasanya bekerja dan nikmatnya saat menerima uang. Sekaligus mempraktikkan "ilmu" yang selama ini Anda ajarkan, yaitu cara membelanjakan dan menyimpan uang.

Anak pun akan paham betul arti pepatah, "Uang bukanlah pusat segala kekuatan tetapi kekuatan untuk mengatur uang akan membuat orang menjadi kaya!"

Kanti