* Saat anak mengonsumsi mi instan sebaiknya jangan gunakan aneka bumbu penyedapnya. Sementara bumbu rempah dan minyak seperti merica dan vegetable oil (minyak sayur) atau cooking oil (minyak untuk memasak) bukan sesuatu yang berbahaya untuk anak-anak. Chili powder (bubuk cabai) pun boleh juga digunakan bila anak sudah agak besar dan memang menyukai rasa pedas serta terbukti tidak mengalami gangguan pencernaan kalau mengonsumsinya.
* Sebagai gantinya, lebih baik gunakan bumbu olahan sendiri. Selain aman, rasanya pun bisa lebih enak dan sesuai selera.
* Yang tidak kalah penting, untuk lebih menggugah selera dan menjamin asupan gizi berimbang, masaklah mi dengan campuran sayuran, seperti sawi, kol, wortel, caisim, maupun lauk pauk, seperti bakso, telur, daging sapi, daging ayam dan sebagainya. Dengan demikian, nilai gizinya tetap bisa terpenuhi.
* Asalkan konsumsinya tidak berlebihan, semua produk mi memberi manfaat sebagai salah satu produk makanan yang mengutamakan kepraktisan penyajian. Dengan hanya menuangkan air panas dan merendamnya selama beberapa menit saja, misalnya, mi langsung bisa dikonsumsi. Yang jelas, teliti lebih dulu tanggal kedaluarsa dan cermati kadar bahan-bahan yang terkandung dalam kemasannya.
* Waspadai juga bila si kecil alergi terhadap bumbu-bumbu penyedap dan perasa. Ciri-cirinya, anak mengalami gatal-gatal, batuk, bahkan mual dan muntah.
* Mi instan sebaiknya hanya dikonsumsi sebagai selingan atau dalam keadaan darurat apabila tidak ada waktu untuk mengolah bahan makanan segar.
* Baca petunjuk pengolahan yang tertera pada kemasannya. Kalau tertulis harus direbus sekitar 3 menit dalam air mendidih kemudian tiriskan dengan saringan, ya turuti demikian, jangan kurang. Sangat mungkin dengan merebusnya dalam air mendidih itulah akan terurai zat-zat sisa yang tak bermanfaat atau malah membahayakan.
Hilman Hilmansyah