Tips Jika Si Kecil Sulit Berteman

By nova.id, Kamis, 11 Maret 2010 | 17:01 WIB
Tips Jika Si Kecil Sulit Berteman (nova.id)

Tips Jika Si Kecil Sulit Berteman (nova.id)

""

Itulah mengapa ada anak yang kala bertemu teman-teman sebayanya, malah berlindung di balik rok ibunya. Ia hanya menonton permainan anak-anak sebayanya. Lantas, bagaimana kita harus bersikap?

* Jangan memaksa si kecil. Biarkan saja ia duduk di dekat Anda. Pelan-pelan, dorong ia untuk berteman. Misal, dengan sering bercerita tentang enaknya punya teman.

* Anda harus memberi contoh yang baik. Perlihatkan pada si kecil bahwa berteman itu menyenangkan. Caranya, beri ia kesempatan mendapatkan teman sebanyak-banyaknya. Misal, mengajaknya bermain ke rumah tetangga, sepupu, atau teman yang punya anak sebaya.

* Bila si kecil tetap tak mau bergabung, tetap jangan paksa. Tapi beri kesempatan untuk melihat. Tiba di rumah, ajak ia ngobrol. "Kamu senang enggak lihat mereka bermain? Memang bermain itu enak. Nanti lain kali kita gabung, yuk?" Dengan menggunakan kata "kita", anak jadi merasa tak ditinggalkan oleh orang tuanya. Sebab, anak yang insecure, akan semakin tegang atau takut jika ia merasa ditinggalkan.

* Seringlah mengajaknya bermain dan mengobrol. Anak-anak yang merasa insecure, biasanya karena keterlibatan orang tuanya sangat kurang. Sehingga, ia tak punya gambaran bagaimana harus berperan di luar. Jika Anda sering mengajak bermain dan mengobrol, ia akan punya bekal. Sehingga, ia tak begitu sulit untuk mengobrol atau bermain dengan orang lain.

* Akan sangat menolong jika saat itu ada anak yang mau mengajak si kecil. Tapi bila ketemunya dengan anak yang sama-sama tak mudah menyesuaikan diri, maka Anda harus ikut berperan. Carikan mainan yang bisa dimainkan si kecil bersama teman-temannya. Misal, main congklak, dakon, dan sebagainya.

* Jadikan rumah Anda sebagai tempat yang nyaman bagi anak dan teman-temannya bermain. Sediakan mainan yang banyak dan tak perlu mahal harganya.

Jika mereka masih main sendiri-sendiri, biarkan saja. Nanti, jika mereka sudah saling familiar satu sama lain, akan ada momen-momen tertentu yang memungkinkan mereka saling tukar mainan. Jika mereka sudah bosan dengan mainan yang mereka pegang, misalnya, tentu mereka ingin saling tukar mainan. Nah, di sini komunikasi mulai jalan, meski tanpa ngomong.

Anak perempuan, umumnya lebih mudah menjalin komunikasi dibanding anak lelaki. Nah, tak ada salahnya jika anak lelaki diikutkan ke dalam permainan perempuan. Misal, saat mereka main dokter-dokteran. Mungkin si anak lelaki jadi bapaknya atau dokternya. Dengan berpindahnya peran, komunikasi pasti berjalan.

* Tingkatkan potensinya dalam bermain. Dorong ia agar menguasai skill dalam permainan tertentu. Jika ia tak bisa memanjat, misalnya, bujuk agar ia mau berlatih. "Yuk, kita latihan manjat. Jadi kalau nanti kamu main sama teman-teman, sudah mahir."

Dengan latihan terus, pasti si kecil akan mahir. Nah, bila ia sudah bisa, kepercayaan dirinya pasti meningkat. Sehingga, ia tak akan menarik diri lagi kala berada bersama teman-temannya.

Indah Mulatsih