Si Upik Sulit Berteman

By nova.id, Jumat, 15 Januari 2010 | 17:59 WIB
Si Upik Sulit Berteman (nova.id)

Bp. Edward Yth.,Saya ibu dari seorang anak perempuan berusia 4,5 tahun dan sekarang ia sudah duduk di TK A. Secara umum, ia terlihat menikmati suasana di sekolahnya. Kesimpulan itu saya ambil setiap kali mendengar ia bercerita tentang kegiatannya di sekolah. Ia juga selalu terlihat gembira setiap berangkat dan pulang sekolah naik jemputan. Tapi setelah saya cermati, ia sepertinya "hanya" memiliki sedikit teman saja di sekolahnya. Setiap kali bercerita, ia hanya menyebut satu atau dua nama temannya. Padahal, di kelasnya ada sekitar 20-an anak.

Apakah ini wajar? Apakah memang seperti itu perkembangan anak seusianya? Saya takut, ia termasuk anak yang kurang bisa bergaul. Tapi kalau melihat kesehariannya, kok, rasanya ia bukan tipe seperti itu. Di rumah, teman seusianya memang tak begitu banyak. Tapi, saya lihat ia bisa berbaur dengan teman-temannya itu. Mohon jawabannya, terimakasih.Desti - Depok

Ibu Desti di Depok,Jika kita ingin melihat anak dalam bersosialisasi, kita tidak bisa terlepas dari temperamen anak. Menurut Thomas & Chess, terdapat 3 jenis temperamen anak, yaitu easy, difficult dan slow to warm up child. Ketiga anak memiliki kualitas positif dan negatifnya masing-masing.

Pada anak yang memiliki temperamen easy child, anak akan dengan mudah menilai orang-orang yang berada di kelasnya sebagai temannya. Anak menilai berdasarkan kehadiran semua anak secara konkrit di sekelilingnya, baik di kelas maupun di tempat bermain, sebagai orang yang bermain bersama-sama. Anak akan menyebutkan seluruh anak-anak lain sebagai temannya, walaupun kualitas pertemanan mereka bervariasi.

Pada anak dengan temperamen difficult child, biasanya anak mengalami kesulitan untuk berinteraksi dengan anak lain dan tidak dengan mudah menilai anak lain sebagai temannya. Anak membutuhkan pengalaman positif secara berkali-kali dengan anak lain untuk menilai anak lain itu sebagai temannya. Anak lain yang disebut sebagai temannya biasanya memiliki kualitas pertemanan yang baik. Anak tetap membina hubungan dengan anak lain, tetapi tidak sebaik ke anak yang disebut sebagai temannya.

Kedua jenis pertemanan tersebut tidak ada yang salah dan tidak dapat dinilai lebih baik atau lebih buruk.Edward A. Soetardhio, M.Psi