Tahukah Anda, tali pusat bayi Anda bisa disimpan di bank khusus tali pusat? Tali pusat atau plasenta (cord blood) disimpan karena mengandung banyak stem cell (sel induk), yang bermanfaat menyembuhkan berbagai penyakit.
Apa, sih, yang disebut stem cell? Stem cell adalah sel primer atau sel awal. Menurut Stella Shirley Mansur, S.Ked, ada dua syarat utama untuk bisa disebut stem cell. "Pertama, harus memiliki kemampuan diferensiasi. Contohnya, dari sel zygote berubah menjadi sel pankreas yang memproduksi insulin."
Kedua, harus bisa melakukan regenerasi atau memperbanyak diri melalui mitosis (membelah sel). Jika ditanam di ginjal, ia akan berubah menjadi sel ginjal. Jika ditanam di hati, ia pun akan berubah menjadi sel hati.
ADA BERAGAM JENIS Stem cell, Shirley memaparkan, memiliki beberapa jenis. Pertama, pluripotent yang diambil dari zygote saat memasuki fase blastula. Stem cell ini dapat berubah menjadi apa pun jika ditanam di dalam tubuh. Misalnya untuk mengobati penyakit degeneratif, parkinson, alzheimer.
Kedua, multipotent atau stem cell yang diambil dari tali pusat. Stem cell ini dapat menjadi banyak sel, tetapi hanya bisa berubah ke dalam golongan sel darah.
Ketiga, unipotent. Stem cell ini dapat diambil dari jaringan otak. Jika dikembangkan, ia akan spesifik menjadi jaringan sel otak saja.
TES IBU HAMIL Ibu hamil yang ingin mendonorkan stem cell-nya harus melalui serangkaian tes kesehatan dan janinnya. Hal ini penting untuk calon penerima donor.
Jika sudah lolos tes medis, saat persalinan dokter dan tim laboratorium harus sudah siap melakukan pengambilan stem cell dari darah tali pusat ini, termasuk menyediakan tempat khusus untuk menyimpan darah plasenta bersuhu -90 derajat Celcius.
"Sesaat setelah bayi dilahirkan, plasenta (tali pusat) jangan langsung digunting. Syarat pengambilan stem cell, plasenta masih harus dalam keadaan berdenyut atau maksimal 3 menit setelah bayi dilahirkan. "
KELAINAN DARAH Menurut Shirley stem cell dari darah tali pusat hanya dapat mengobati penyakit-penyakit kelainan darah, seperti leukemia (kanker darah) atau limfoma (kanker kelenjar getah bening).
Sejauh ini, di dunia sudah tercatat sekitar 2-3 penderita leukemia yang berhasil diselamatkan dengan stem cell dari darah tali pusat.
Secara teori, lanjut Shirley, siapa pun dapat menerima stem cell ini tanpa terpengaruh perbedaan ras, usia, maupun jenis kelamin, selama ada kesamaan HLA (human lykocite antigen). INTAN Y. SEPTIANI