Siapkan Tabungan Buat Si Permata Hati

By nova.id, Sabtu, 11 Juli 2009 | 17:25 WIB
Siapkan Tabungan Buat Si Permata Hati (nova.id)

Siapkan Tabungan Buat Si Permata Hati (nova.id)

"Romy "

Menyiapkan biaya pendidikan yang semakin hari semakin mahal membuat orang mau tak mau harus pintar menyiasatinya. Menurut Fauziah Arsiyanti, SE, MM, Dipl. FP, dari First Principal Financial-Singapore, setiap orangtua tentu menginginkan pendidikan yang terbaik bagi anaknya.

Namun sayangnya, pendidikan yang berkualitas bagus, pada umumnya membutuhkan dana yang tak sedikit pula. Agar tetap bisa menyekolahkan anak di sekolah yang berkualitas baik, simak tips sukses bagi para orangtua untuk menyiapkan dana pendidikan anak, dari perencana keuangan yang kerap disapa Zizi:

1. Menabung Sejak DiniIdealnya, dana pendidikan anak telah dipersiapkan sejak anak masih dalam kandungan. Sebab, ketika anak sudah lahir, banyak kebutuhan lain yang juga harus dipenuhi, mulai dari membeli susu, berobat ke dokter, dan lainnya. Menyiapkan biaya sejak dini akan lebih bagus (banyak) hasilnya, sehingga biaya sekolah yang makin lama makin mahal, bisa diatasi. Keuangan Anda dan pasangan pun akan menjadi lebih aman.

2. Tentukan Sekolah AnakTentukan ke mana kelak anak akan disekolahkan. Memiliki tujuan sekolah tertentu sangat penting, agar bisa ditentukan seberapa besar biaya pendidikan yang diperlukan, serta berapa dana yang harus Anda dan pasangan sisihkan atau tabungkan untuk mencapainya. Akan lebih bagus lagi bila sejak dini Anda dan pasangan sudah tahu akan ke TK, SD, SMP, SMA, bahkan universitas mana kelak anak akan disekolahkan. Kalaupun kelak dia memilih universitas lain, setidaknya Anda sudah memiliki dana khusus bagi pendidikan tingginya.

3. Pengumpulan InformasiCari informasi seberapa besar uang sekolah yang dibutuhkan untuk pendidikan anak di masing-masing jenjang sekolah yang Anda dan pasangan inginkan. Sehingga, Anda sudah tahu berapa biaya yang akan dibutuhkan ketika tiba waktunya anak bersekolah.

4. Kondisi KeuanganLihat secara menyeluruh kondisi keuangan Anda dan pasangan saat ini. Periksa juga apakah Anda berdua memiliki utang, baik jangka pendek maupun panjang, berapa pemasukan dan pengeluaran setiap bulan, dan berapa aset yang Anda berdua miliki. Dari situ, akan terlihat apakah dengan jangka waktu tertentu tabungan yang Anda dan pasangan miliki, akan memungkinkan untuk menyekolahkan anak di sekolah tujuan yang diinginkan.

Bila kondisi keuangan tak memungkinkan, Anda dan pasangan bisa mencari sekolah yang lebih murah tapi dengan kualitas yang sama, atau tidak berbeda jauh. Jangan lupa, sesuaikan juga keinginan Anda dan pasangan dengan kemampuan yang dimiliki. Bila kondisi keuangan Anda berdua biasa-biasa saja, sebaiknya tidak bermimpi bisa menyekolahkan anak di sekolah mahal.

5. Rencana InvestasiBuatlah rencana untuk menyiapkan dana pendidikan Si Kecil dengan matang. Agar lebih jelas dan terasa manfaat investasi yang Anda dan pasangan lakukan, konsultasikan hal ini dengan perencana keuangan. Bila Anda berdua ingin anak bersekolah di SD A, misalnya, berarti Anda dan pasangan harus menabung dalam jumlah tertentu setiap bulannya, selama sekian tahun.

Pilih instrumen keuangan yang bisa mengimbangi inflasi, sehingga saat tiba waktunya bagi Si Kecil bersekolah, dananya cukup dan tidak "kalah" oleh inflasi. Bila Anda dan pasangan sudah memiliki tabungan pendidikan, lihat kembali apakah dananya kelak akan mencukupi untuk membiayai sekolah Si Kecil. Jika belum, ada baiknya Anda berdua menambahnya dengan instrumen keuangan lainnya dalam berinvestasi.

6. Evaluasi RutinDengan rencana yang sudah dibuat, evaluasi lagi secara periodik apakah dana yang dibutuhkan sudah mencukupi, dan cari tahu alasannya bila belum sesuai. Penyebab belum sesuainya rencana tabungan dengan jumlah yang tertabung, bisa terjadi antara lain karena Anda dan pasangan tidak berdisiplin menabung atau tidak pandai mengelola keuangan keluarga.

7. Biaya SekolahSaat Si Kecil mulai bersekolah, dana yang dibutuhkan antara lain untuk uang pangkal, uang bulanan sekolah, biaya ekstrakurikuler, dan lainnya. Jangan lupa, perhitungkan juga faktor inflasi, sehingga kenaikan biaya sekolah bisa tertanggulangi. Agar lebih aman, masukkan kisaran angka 10-15 persen untuk faktor yang satu ini.