Virus Ebola Sudah "Keluar" dari Afrika?

By nova.id, Kamis, 7 Agustus 2014 | 07:42 WIB
Virus Ebola Sudah Keluar dari Afrika (nova.id)

Virus Ebola Sudah Keluar dari Afrika (nova.id)

"Relawan AS terlihat didorong di RS Atlanta, ditengarai ia terkena virus Ebola (foto: DAILYMAIL) "

TabloidNova - Setelah jatuh korban pertama Ebola yang bukan warga negara Afrika, yakni Partrick Sawyer, seorang berkewarganegaraan Amerika keturunan Liberia, diyakini ada dua lagi warga Amerika yang terjangkit virus Ebola.

Wanita tersebut adalah relawan kesehatan dari Amerika yang datang ke Afrika Barat untuk membantu epidemi Ebola di sana. Ia terlihat sudah kembali ke Amerika dan didorong di atas tandu mengenakan setelan rumah sakit berwana putih, di Atlanta, Amerika. Sang wanita yang namanya tak dirilis ke media ini diketahui terjangkit Ebola bersama seorang teman lainnya yang juga seorag relawan kesehatan.

Setelah dibawa kembali ke AS, kondisi kesehatan dua orang ini dikabarkan lebih baik. Di AS, mereka menerima pengobatan percobaan yang dikembangkan oleh biotek pribadi di daerah San Diego bernama Mapp Biopharmaceutical Inc.

Di saat yang sama, sebuah rumah sakit di New York sedang menguji seorang pria dengan penyakit mematikan, meski petugas medis di sana mengaku itu bukan virus Ebola.

Di Arab Saudi, seorang pria juga diduga terinfeksi Ebola setelah kembali dari perjalanan bisnis ke Sierra Leone.

Epidemi Ebola juga berdampak langsung pada keadaan ekonomi Afrika Barat. Untuk itu, Bank DUnia kabarnya akan mengucurkan dana sebesar $260 juta ke tiga negara Afrika Barat dengan dampak Ebola terburuk, Sierra Leone, Liberia, dan Guenia.

Menteri Keuangan Liberia Amara Konneh mengatakan, "Proyeksi pertumbuhan negara untuk tahun ini tidak lagi tampak realistis akibat dari wabah ini."

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Sierra Leone, Samura Kamara, mengatakan bahwa virus telah menghabiskan biaya pemerintah hingga $10 juta dan menghambat upaya untuk merangsang pertumbuhan.

Epidemi ini juga membuat banyak negara menerbitkan travel warning ke tiga negara tersebut. Jerman bergabung dengan Perancis dan Amerika Serikat menerbitkan travel warning, mengatakan masih belum ada akhir yang terlihat untuk penyebaran penyakit.

Kemarin, British Airways mengatakan pihaknya menghentikan penerbangan dari dan ke Liberia dan Sierra Leone hingga akhir bulan.

Wikkianto / Sumber Dailymail