Inikah "Kutukan" Malaysia Airlines?

By nova.id, Jumat, 18 Juli 2014 | 05:10 WIB
Inikah Kutukan Malaysia Airlines (nova.id)

Inikah Kutukan Malaysia Airlines (nova.id)

"Pesawat Malaysia Airlines ditembak jatuh di atas daerah konflik, perbatasan Rusia dan Ukraina, Kamis (17/7) malam. (foto: Dailymail) "

TabloidNova.com - Rasanya tidak ada maskapai penerbangan di dunia ini yang belakangan selalu menuai kecaman karena tragedi demi tragedi yang dialaminya. Tapi kini Malaysia Airlines nampaknya harus menelan kenyataan pahit bahwa pamor maskapai mereka memang terus-menerus menjadi perhatian dan sorotan dunia internasional.

Belum selesai pencarian terhadap pesawat MH370 yang hilang dalam penerbangan dari Kuala Lumpur menuju Beijing beberapa bulan lalu, kini tragedi kembali menimpa Malaysia Airlines usai pesawat MH17 yang seharusnya bertolak dari Amsterdam menuju Kuala Lumpur ditembak jatuh di sekitar wilayah perbatasan Ukraina-Rusia, Kamis (17/7) malam.

Entah apakah kebetulan atau tidak, tapi dua tragedi beruntun yang dialami Malaysia Airlines ini memang merupakan pukulan telak yang membuat maskapai ini harus siap untuk kemungkinan terburuk. Banyak pula yang berpendapat bahwa Malaysia Airlines seperti mendapat "kutukan".

Tercatat, sebelumnya ada lima peristiwa nahas yang juga dialami Malaysia Airlines, seperti yang kami paparkan di bawah ini. Lantas, apakah itu berarti Malaysia Airlines benar-benar dikutuk? Entahlah.

Tanggal 4 Desember 1977

Di hari ini, "kutukan" Malaysia Airlines bermula saat pesawat Boeing 737-200 bernomor penerbangan MH653 yang sedang terbang  menuju Kuala Lumpur, mengalami pembajakan dan kemudian jatuh di sebuah desa bernama Tanjung Kupang. Sebanyak 93 penumpang dan 7 kru meninggal dunia. Hingga kini, belum ada kejelasan tentang penyebab tragedi ini.

Tanggal 18 Desember 1983

Pesawat Malaysia Airlines dengan nomor penerbangan MH 684 sedang dalam perjalanan kembali ke Singapura saat badan pesawat jatuh di dekat landasan pacu di Subang, Malaysia. Memang kejadian ini tidak merenggut nyawa, tapi nyaris menghancurkan badan pesawat seri Airbus A300B4. Hasil investigasi belakangan menyebutkan bahwa kecelakaan diakibatkan kesalahan pilot yang tidak memperhatikan monitor yang menunjukkan ketinggian lepas landas yang tepat karena hujan turun sangat deras.

Tanggal 5 September 1995

Sebanyak 34 penumpang tewas setelah pilot Malaysia Airlines dengan nomor penerbangan MH2133 salah memperhitungkan waktu mendarat sehingga pendaratan terjadi terlalu jauh melewati batas landasan di Bandara Tawau. Pilot kehilangan kendali dan pesawat terguling. Hanya 15 penumpang dan kru yang selamat dari kejadian yang menimpa pesawat seri Fokker 50 itu.

Tanggal 5 Maret 2000

Pesawat Airbus A330-300 dengan nomor penerbangan MH85 sedang bersiap-siap menurunkan penumpang dan barang-barang di Kuala Lumpur saaat cairan kimia diketahui bocor dari salah satu bagian pesawat. Kerusakan terjadi sangat intensif di mesin pesawat sehingga pesawat tersebut harus diakhiri masa operasionalnya.

Tanggal 1 Agustus 2005

Saat pesawat Malaysia Airlines dengan nomor penerbangan MH124 terbang di udara dengan ketinggian 38.00 kaki dari Perth, Australia, menuju Kuala Lumpur, diketahui bahwa kerusakan terjadi di peralatan data pesawat. Akibatnya, pilot harus berpedoman pada instruksi dari staff di darat yang mengharuskan mereka kembali lagi ke Perth. Insiden itu membuktikan kurangnya pengecekan data dan software perlengkapan teknis di dalam kokpit.

Yetta Angelina